Rabu, 28 Januari 2009

indikator kemenangan 2 - mampu menahan marah

Assalamu alaikum wr. wb

dan orang-orang yang menahan amarahnya... (QS 3: 134)

Menurut Ibnu Katsir maksudnya adalah mampu menyembunyikan kemarahan.
Sehingga dalam keadaan marah atau pun gembira, raut muka orang yang taqwa
tetap terlihat tenang dan jernih. Bukan sebaliknya, meski ahli ibadah, namun
raut muka malah kelihatan seram, cemberut, ditekuk sehingga memberikan kesan
tak sedap. Sulit dibedakan apakah lagi marah atau senang, tetap aja
kelihatan serem... Ditambah lagi setiap kali berucap, maka kata-kata yang
keluar adalah celaan, menyalahkan, bahkan mengkafirkan orang lain.

Diriwayatkan dari Abi Hurairah, seseorang datang kepada Nabi dan berkata,
"Berilah aku nasehat". Nabi berkata, "Jangan marah". Kemudian ia mengulangi
permintaannya, kembali Nabi menjawab, "Jangan marah". (HR Bukhari &
Turmudzi).

Ibnu Hiban meriwayatkan dalam sahihnya, seorang sahabat berkata kepada Nabi
SAW, "Ajarkan padaku amalan yang memasukkan aku ke surga, tapi jangan
banyak-banyak, nanti aku lupa." Jawab Nabi, "Jangan marah".
Imam Ahmad meriwayatkan dari Abdullah bin Amru bahwa ia bertanya, "Apa
amalan yang bisa menjauhkan aku dari murka Allah?" Jawab Nabi, "Jangan
marah".

Mampu mengendalikan diri menahan marah, yakni bersabar disaat seseorang
mampu melampiaskan amarahnya bukan hanya merupakan sikap terpuji, namun juga
dijanjikan ganjaran yang sangat mulia di akhirat kelak. Yakni memilih
sendiri bidadari yang disukainya untuk dinikahi di hadapan seluruh makhluk
(HR Abu Dawud & Turmudzi).

Wallahu a'lam bish showab



Tidak ada komentar: