Rabu, 30 September 2009

Meningkatkan Mutu Pelajaran bahasa Inggris di Sekolah

Artikel:
Diba Artsiyanti E.P. , S.S.

Kemampuan berbahasa Inggris merupakan salah satu kemampuan yang sangat menentukan dalam memperoleh lapangan kerja akhir-akhir ini. Fenomena inilah yang mendasari munculnya berbagai macam kursus Bahasa Inggris di seluruh wilayah Indonesia. Terlepas dari bagaimana sesungguhnya mutu dari kursus-kursus Bahasa Inggris yang ada di Indonesia ini, tersirat suatu keadaan yang memprihatinkan yaitu kurang baiknya mutu hasil pengajaran Bahasa Inggris di sekolah-sekolah.



Mengapa penulis mengambil kesimpulan demikian? Tentunya bukan tanpa dasar. Secara logika, kita dapat mengajukan argumentasi bahwa tidak mungkin kursus-kursus Bahasa Inggris sedemikian menjamurnya di Indonesia jika hasil pengajaran Bahasa Inggris di sekolah ternyata memuaskan. Jika demikian halnya, maka kursus Bahasa Inggris yang ada hanyalah yang ditujukan untuk kepentingan-kepentingan khusus seperti untuk memperoleh sertifikat TOEFL, IELTS, dan lain-lain serta bukan yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari. Tapi kenyataannya, mayoritas kursus Bahasa Inggris yang ada adalah yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari, bukan untuk tujuan-tujuan lain.

Selengkapnya

Guru, Antara Kebutuhan Hidup dan Profesionalisme

Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan, Engkau patriot pahlawan bangsa, Tanpa tanda jasa.
POTONGAN lagu himne guru di atas menunjukkan betapa pentingnya keberadaan seorang guru bagi kehidupan seorang manusia dalam mengenal dunia. Tanpa guru, tidak akan muncul generasi pintar yang akan membangun bumi ini. Semua orang pasti mengakui jasa seorang guru bagi dirinya walau hanya di dalam hati, tetapi mereka hanya mengakui dengan tanpa upaya memberikan suatu penghargaan yang lebih dibanding kepada profesi lain. Akibatnya, profesi guru yang dulu merupakan profesi yang paling bergengsi dan menjadi dambaan bagi generasi muda pada zaman leluhur kita, kini menjadi profesi yang kurang diminati dan dihargai dibanding dengan profesi lainnya. Orang tua akan sangat bangga jika anaknya menjadi seorang dokter, insinyur, tentara, polisi, atau profesi lainnya dibanding menjadi seorang guru.



Tuntutan profesionalisme guru terus didengungkan oleh berbagai kalangan di masyarakat kita, termasuk kalangan guru sendiri melalui berbagai organisasi guru yang ada, di samping tuntutan perbaikan taraf hidup guru. Mereka berharap, untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia, diperlukan seorang guru yang profesional dalam mendidik siswa-siswinya di sekolah.

Selengkapnya

Guru Bimbingan dan Penyuluhan

Hampir di setiap sekolah terutama di tingkat SLTP maupun SMU/SMK terdapat guru BP, apakah memang guru yang ditunjuk sebagai guru bimbingan dan penyuluhan lulusan program studi Bimbingan dan Penyuluhan atau guru bidang ilmu lainnya yang ditunjuk oleh kepala sekolah untuk menjadi guru bimbingan dan penyuluhan.

Terlepas dari itu, yang jelas guru Bimbingan dan Penyuluhan adalah guru yang memiliki tugas yang sama dengan guru bidang studi lainnya, yakni bagaimana upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Guru Bimbingan dan Penyuluhan tentunya memiliki trik-trik tertentu, bagaimana proses pembelajaran anak dapat meningkat, dan tentunya memiliki kita tersebdiri pula bagaimana mencari tahu permasalahan anak didik, sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar.


Pemerintah tentunya memiliki tujuan mengapa di sekolah diperlukan guru Bimbingan dan Penyuluhan. Adapun tujuan bimbingan dan penyuluhan pada hakikinya sama dengan tujuan pendidikan nasional itu sendiri. Bimbingan dan penyuluhan itu merupakan proses pemberian bantuan yang ditujukan agar anak didik mampu memahami diri, mengenal lingkungan, dan mampu merancang masa depannya.

Seorang anak didik dikatakan memiliki kemampuan memahami dirinya bilamana yang bersangkutan menunjukan kemampuan yang tinggi terhadap kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya, bakat dan minatnya, serta karakteristik pribadi lainnya. Sedangkan kemampuan pengenalan anak didik terhadap lingkungan diindikasikan oleh kemampuannya dalam mengenal lingkungan dan fasilitas yang ada di sekolah, di rumah dan di masyarakat, serta kemampuannya memanfaatkan lingkungan tersebut secara optimal bagi kemajuan belajarnya. Sementara itu, bilamana anak didik memiliki kemampuan di dalam merancang masa depannya, bila yang bersangkutan menunjukan kemampuannya dalam mempertimbangkan berbagai alternatif yang ada sesuai dengan karakteristik pribadi serta peluang yang ada, serta memiliki kemampuan di dalam pengambilan keputusan yang tepat.

Jadi, sejalan dengan pengertian bimbingan dan penyuluhan itu sendiri, upaya bimbingan dan penyuluhan ditujukan agar anak didik mengenal dan menerima diri sendiri serta mengenal dan menerima lingkungannya secara positif dan dinamis serta mampu mengambil keputusan, mengamalkan dan mewujudkan diri sendiri secara efektif dan produktif sesuai dengan peranan yang diinginkannya di masa depan.

Sebagai guru Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah, tentunya terlebih dahulu memahami akan hakiki dari bimbingan dan penyuluhan itu sendiri, apa tujuannya, bagaimana fungsi dan perannya di sekolah, setidak-tidak ada empat fungsi utama guru BP, diantaranya : pemahaman individu dengan segala karakteristiknya, fungsi pencegahan, yakni mencegah perilaku negative yang dapat menghambat perkembangannya, fungsi pengentasan, yakni memberi bantuan dalam mengentasankan permasalahannya, serta fungsi pemeliharaan dan pengembangan, yakni bagaimana memelihara dan dan mengembangkan potensi yang ada pada diri anak didik.

Guru yang ditunjuk sebagai petugas BP, kebetulan bukan lulusan BP, perlu lebih memahami tentang prinsip-prinsip pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan itu sendiri, pertama berkenaan dengan sasaran pelayanan itu sendiri, tidak membedakan etnis, umur, agama dan status ekonomi. Prinsip yang berkenaan dengan permasalahan individu, yakni bagaimana anak didik mampu menyesuaikan dirinya di rumah, sekolah dan masyarakat, baik factor ekonomi maupun budaya. Selanjutnya prinsip yang berkenaan dengan program pelayanan, yakni bahwa BP merupakan bagian integral dari upaya pendidikan dan pengembangan individu, fleksibel, berkelanjutan, perlu evaluasi.

Bila dihayati dan dicermati secara seksama, bahwa guru Bimbingan dan Penyuluhan eksistensinya sangat diperlukan. Apa lagi ke depan kita permasalahan semakin kompleks, baik lingkup internasional, regional, maupun nasional. Kini kita dalam era globalisasi, dan tentunya dampak dari semua itu akan berpengaruh terhadap perkembangan anak didik kita. Tingkat kerawanan yang menimpa anak didik perlu selalu dikuatirkan, dan tentunya guru Bimbingan Penyuluhan banyak lebih tahu bagaimana kondisi anak didiknya. Guru Bimbingan Penyuluhan ikut bertanggungjawab secara moral untuk mengantisipasi agar anak didiknya tidak terbawa arus oleh dunia global yang lebih bersifat negative, arahkan kea rah yang lebih bersifat positif, dan berikan arahan dan bekal agar anak didik memiliki kekebalan terhadap bermacam-macam penyakit social, yang terus melanda dunia, dan tentunya termasuk negeri kita.

Bila kita mendengar suatu ikrar yang dilakukan oleh lulusan mahasiswa program studi Bimbingan dan Penyuluhan FKIP UNRI pada setiap acara temu ramah antara mahasiswa dengan pimpinan FKIP UNRI. Apa yang tersirat di dalam pernyataan itu, tidak lain adalah bahwa lulusan BP akan menjadi konselor dengan penuh tanggungjawab, dan tentunya janji tersebut akan diimplementasikan di dalam menjalankan tugas keseharian sebagai guru BP yang profesional.

Guru BP hendaknya ada disetiap sekolah, mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan menengah. Karena pada kondisi ini tingkat kerawanan social cukup tinggi, dan kondisi anak pada proses perkembangan kejiwaan. Anak didik pada kondisi ini belum memiliki daya antisipasi yang kuat, di dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Arus komunikasi dan informasi melalui multi media (Televisi, internet) sangat berpengaruh terhadap sikap mental anak didik. Bila mereka sudah diberikan bekal yang cukup, termasuk peran guru BP, di samping orang tua, dan masyarakat, maka apapun dampak dari modernisasi tersebut, akan dapat disaring secara positif oleh anak didik. Semua itu akan menjadi proses pembelajaran anak didik agar ia dapat tumbuh dan berkembang secara dewasa.

Dan ini berarti tanggungjawab peningkatan mutu pendidikan merupakan tugas kita bersama, termasuk pula guru Bimbingan dan Penyuluhan. Semoga.

Penggunaan Modul Pengajaran

Pengaruh Pengajaran, Bakat Teknik, Dan Kemampuan Berpikir Abstrak Terhadap Prestasi Belajar Teori Dan Praktek Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Kelompok Teknologi Dan Industri
Topik: Penggunaan Modul Pengajaran

Artikel:

Pengaruh Pengajaran, Bakat Teknik, Dan Kemampuan Berpikir Abstrak Terhadap Prestasi Belajar Teori Dan Praktek Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Kelompok Teknologi Dan Industri.


Oleh Zaenuddin, Abdul Muin Sibuea, Harun Sitompul, Dadang Mulyana

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengajaran dengan modul berdasarkan kompetensi (MBK), bakat teknik dan kemampuan berpikir abstark terhadap prestasi belajar teori dan praktek Pemasangan Dasar Instalasi Listrik (PDIL) pada siswa kelas 1 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kelompok Teknologi dan Industri.

Metode penelitian yang digunakan adalah experimen dengan desain control group posttest only. Kelompok eksperimen merupakan pengajaran dengan MBK dan kelompok kontrol menggunakan pengajaran konvensional. Sampel penelitian adalah siswa kelas 1 SMK Kelompok Teknologi dan Industri Bidang Keahlian Teknik Elektro sebanyak 256 siswa. Teknik analisis data yang digunakan analisis varians, serta analisis pasca anava dengan teknik Tukey.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) pengajaran modul berdasarkan kompetensi (MBK) memberikan peningkatan prestasi belajar yang berbeda dengan pengajaran konvensional bagi siswa pada mata pelajaran PDIL baik untuk prestasi belajar teori maupun prestasi belajar pratek; 2) perbedaan bakat teknik yang dimiliki siswa, memberikan perbedaan prestasi belajar praktek PDIL yang dicapai siswa, namun tidak terjadi perbedaan prestasi belajar dalam pembelajar teori PDIL; 3) kemampuan berpikir abstrak yang dimiliki siswa memberikan perbedaan prestasi belajar teori PDIL, namun tidak memberikan perbedaan prestasi belajar praktek PDIL; 4) interaksi antara pengajaran, bakat teknik dan kemampuan berpikir abstrak hanya terjadi pada pelajaran teori, namun tidak terjadi pada pengajaran praktek. Hasil rancangan MBK dapat digunakan sebagai bahan ajar bagi siswa dan guru untuk pengajaran PDIL. Dalam proses pengajaran dengan siswa yang memiliki bakat teknik dan kemampuan berpikir abstrak berbeda guru perlu diperhatikan proses pengajaran, sehingga kemampuan yang dimiliki siswa akan menunjang peningkatkan prestasi belajar.


Artikel http://re-searchengines.com

Bergunakah Pendidikan di Alam

Sudah saatnya anak-anak sekolah, baik itu anak Sekolah Menengah Umum, Sekolah Menengah Pertama maupun Sekolah Dasar, diajarkan masalah lingkungan hidup, khususnya lingkungan alam. Saya mencoba keluar masuk kesekolah-sekolah, baik itu SMU, SMP maupun SD, ada kecenderungan mereka sangat rendah sekali kepeduliannya terhadap lingkungan alam. Hal ini sungguh sangat disayangkan.

Saya tidak akan menyalahkan siapapun dalam hal ini, karena memang kita semua punya andil kesalahan yang membuat anak-anak itu kurang sekali kepeduliannya terhadap lingkungan alam, tidak terlepas juga saya yang berkiprah dalam kegiatan dilingkungan hidup.

Untuk mengatasi hal itu, saya sudah mencoba mengajak beberapa sekolah yang ada di Bandung untuk berpartisipasi dalam penanganan hal tersebut.

Beberapa LSM yang bergerak di bidang lingkungan dan Kelompok Pecinta Alam yang banyak sekarang ini, saya ajak, supaya mereka pro-aktif menawarkan program-programnya yang sifatnya gratis dan tidak membebankan pada pihak Sekolah.

Karena dengan hal tersebut mudah-mudahan pendidikan lingkungan ini akan mencapai sasarannya secara tepat.

Arrtikel http://re-searchengines.com

Membudayakan Menbaca Koran

Tanggal 10 Februari yang lalu Presiden Soesilo Bambang Yudoyono pada puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) mencanangkan gerakan baca koran. Seruan ini tentu memiliki korelasi yang positif dengan dunia pendidikan terutama sekolah. Bagaimana peranan guru dalam mendorong upaya gerakan tersebut di sekolah? sejauh mana pula kebiasaan para guru dalam membaca koran dan kemudian menularkannya kepada anak didik?

Setiap sekolah pasti berlangganan satu atau dua buah koran. Paling tidak koran “Pikiran Rakyat” setiap hari hadir di ruang guru atau perpustakaan sekolah di Jawa Barat. Namun, apakah dengan hadirnya media bacaan tersebut budaya membaca koran kemudian tumbuh subur di sekolah? Belum tentu. Selama pemahaman dan penilaian guru akan kebutuhan untuk membaca koran belum tepat maka budaya membaca tidak akan pernah hadir di sekolah.

Berdasarkan observasi sederhana penulis ternyata mayoritas guru lebih banyak menghabiskan waktunya, di luar jam mengajar, untuk ngobrol dan menggosip dibandingkan menambah wawasan dengan membaca koran. Mereka beranggapan bahwa berita yang disajikan koran tidak ada bedanya dengan berita yang disiarkan media televisi. Seringkali berita dari televisi lebih cepat dibandingkan koran. Tidak aneh bila kemudian di sekolah koran jarang disentuh, tergeletak begitu saja di atas meja di antara tumpukan buku.

Bahan ajar

Sejatinya koran bukan sekedar media pemberitaan. Di dalamnya juga terdapat berbagai rubrik yang berkaitan dengan dunia pendidikan yang bisa dijadikan sebagai bahan ajar tambahan selain buku daras dan buku LKS (Lembar Kerja Siswa). Bukan hanya mata pelajaran bahasa Indonesia, koran pun bisa menjadi bahan ajar semua mata pelajaran.

Koran bisa dijadikan sebagai bahan penjelasan, keterangan tambahan maupun contoh materi pelajaran. Selain tentang ilmu-ilmu sosial koran memberikan wawasan tentang ilmu-ilmu alam. Contohnya “Pikiran Rakyat” memiliki rubrik “Cakrawala” yang membahas perkembangan sains. Bila guru membiasakan diri membaca koran wawasan mereka akan bertambah, bahan ajar pun semakin melimpah serta semakin mudah untuk disampaikan kepada siswanya di sekolah.

Menyebarkan budaya membaca

Tatkala harga buku saat ini semakin mahal, koran menjadi media bacaan alternatif yang murah meriah. Guru bisa menyebarkan budaya membaca kepada siswa dengan pemberian tugas untuk mengkliping koran tentang tema tertentu sesuai dengan materi pelajaran yang sedang dipelajari. Dengan begitu siswa terbiasa dengan koran yang selanjutnya mereka menjadi antusias untuk terus membaca.

Namun tentu saja sekolah perlu menyediakan koran yang jumlahnya sesuai dengan rasio guru dan siswa. Tentu tidak sepadan satu koran dibaca oleh 500 orang di satu sekolah. Paling tidak setiap sekolah memiliki langganan beberapa koran nasional dan koran daerah. Dengan ketersediaan yang relatif banyak maka tidak ada alasan bagi guru dan siswa untuk tidak bisa membaca koran karena harus berebutan.

Bagi sekolah yang sudah tersambung dengan internet, budaya membaca koran bisa semakin ditingkatkan. Saat ini beberapa koran daerah maupun nasional telah menyediakan edisi online di samping edisi cetak. Misalnya “Pikiran rakyat” memiliki edisi online dengan alamat http://www.pikiran-rakyat.com. Melalui internet, guru dan siswa bisa mengakses seluruh berita dan tulisan yang disajikan termasuk koran yang berasal dari daerah lain atau juga dari luar negeri.

Terakhir, yang paling penting dalam rangka mendorong budaya membaca koran adalah budaya menulis. Kemampuan menulis di koran tidak akan muncul tanpa diawali budaya membaca. “PR” termasuk pelopor dalam mendorong budaya ini. Lihat saja kolom “Forum Guru” yang disediakan khusus untuk tulisan para guru. Siswa SMP/SMU rubrik “belia” disediakan untuk menampung tulisan dan kreativitas mereka. Tak ketinggalan anak TK/SD memiliki “Pe Er Kecil”. Semakin sering guru dan siswa menulis di koran, maka budaya membaca koran pun akan semakin meningkat, paling tidak ingin mengetahui apakah tulisannya dimuat atau tidak.

Gerakan baca koran ini perlu terus digalakkan dengan upaya bahu membahu berbagai kalangan termasuk para guru yang bergerak di dunia pendidikan.


Kini Saat Sungguh-sungguh Memerhatikan Pendidikan

Ninuk M Pambudy

Kejadian yang sama setiap tahun berulang saat penyelenggaraan ujian nasional. Berkali-kali dan bukan di satu tempat muncul laporan guru-guru yang ikut membocorkan jawaban soal ujian, bahkan mengganti jawaban siswa-siswinya.

Pertanyaannya, mengapa guru-guru tersebut nekat melakukan hal yang sebetulnya tidak boleh mereka lakukan? Bukankah pendidikan seharusnya mengajarkan kejujuran?


Tampaknya, persoalan tersebut barulah puncak gunung es dari persoalan mendasar pendidikan nasional Indonesia.

Menteri Pendidikan 1978-1983 Daoed Joesoef, Ketua Dewan Penasihat Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia dan Rektor IKIP Jakarta 1975-1980 Winarno Surakhmad, dan tokoh pendidik Arief Rachman sama-sama berpendapat, ujian nasional hanyalah detail dari sebuah konsep sistem pendidikan nasional.

”Ujian nasional itu seperti pintu dari bangunan besar sistem pendidikan nasional,” tandas Daoed Joesoef. Bila sistem pendidikan nasional sudah ditata, demikian Daoed, tidak akan terjadi kisruh dalam pelaksanaan ujian nasional seperti saat ini.

Daoed menyebutkan, pendidikan sekarang dilepaskan dari tujuan menjadikan manusia yang semakin berpembawaan budaya dengan orientasi pada masa depan. Pendidikan sebagai bagian dari budaya, yaitu semua yang diciptakan manusia, mengembangkan sistem nilai dan memberi makna pada sistem nilai tersebut. Di sini pendidikan berperan mengajarkan semangat keilmuan dan pengetahuan ilmiah.

Di dalam bukunya, Dia dan Aku (2006), Daoed menyebutkan, ada delapan kondisi dasar yang menentukan kualitas pendidikan, yaitu fokus pendidikan, tujuan pendidikan, kualitas tenaga pengajar, metode mengajar, kurikulum, lingkungan kondisional sekolah, alat-alat pengajaran, termasuk buku teks di dalamnya, dan penghargaan terhadap guru.

”Konsep pendidikan sekarang hanya sepotong-sepotong. Seharusnya ada konsep integral. Ini berbahaya karena tidak hanya mencelakai generasi berikut, tetapi juga merusak masa depan bangsa,” kata Daoed kepada Kompas.

Salah satu contoh lemahnya sistem pendidikan nasional saat ini adalah pengajaran berbeda-beda yang dilakukan di daerah-daerah. Keadaan yang berbeda-beda tersebut tidak memungkinkan diberlakukannya kesamaan mutu di dalam satu standar.

Daoed menyarankan untuk justru mensentralisasi pendidikan sehingga dengan demikian pemerintah sebagai pengemban misi pendidikan masyarakat mengetahui di mana terjadi ketertinggalan dalam pendidikan.

Dia tidak setuju bila dikatakan sentralisasi akan menghilangkan kesempatan daerah mengembangkan potensi lokalnya. Menurut Daoed, kesalahan Orde Baru bukan dalam sentralisasi itu sendiri, tetapi pada konsep pembangunan itu sendiri yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi, bukan berdasarkan pada social space, sehingga tidak terjadi pemerataan pembangunan. ”Pendidikan itu seharusnya memberi kesempatan untuk to be more human, menjadi wong kata orang Jawa,” tambah Daoed.

Tiga persoalan

Winarno Surakhmad dan Arief Rachman secara terpisah juga menyebutkan, UN yang kisruh saat ini menggambarkan kekacauan sistem pendidikan saat ini.

Kekacauan itu, menurut Winarno, tergambar jelas dalam pelaksanaan UN yang memiliki tiga persoalan. Pertama, persoalan dasar asumsi, yaitu untuk menunjukkan anak-anak Indonesia pintar, ditetapkan standar kelulusan, tidak kuat. Konstitusi mengamanatkan pertanggungjawaban dan bertugas mencerdaskan kehidupan bangsa. Masalahnya, tidak ada bukti untuk menunjukkan bahwa mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Matematika dapat memenuhi kecerdasan sebagai dimaksudkan konstitusi.

Kedua, pendekatan UN yang lebih berorientasi pada output, hasil akhir, yaitu angka kelulusan yang semakin tinggi. Tetapi, demikian Winarno, UN kurang memerhatikan proses, sedangkan dalam dunia pendidikan proses merupakan bagian sangat penting.

”Kalau mengutamakan output, guru tidak peduli cara belajar anak. Yang penting angka ujian mencapai 4 atau 5 sesuai standar yang dimaui. Apakah siswa memperoleh jawaban dengan menerka, meniru atau cara lain, tidak jadi masalah. Karena itu, kalau anak tidak lulus, dianjurkan ujian lagi, tidak ditanyakan bagaimana cara belajar anak sampai tidak lulus,” kata Winarno.

Ketiga, UN dilakukan secara nasional. ”Itu bagus, tetapi ibarat UN itu ukuran mirip meteran, sedangkan yang diukur beda-beda. Ketika sekolah kondisinya—guru, fasilitas-berbeda-beda, tidak mungkin kita bisa mengharapkan menerapkan satu ukuran. Satu ukuran untuk situasi beragam itu tidak benar,” tandas Winarno.

Dalam pandangan Arief Rachman, menyamakan standar kelulusan untuk seluruh siswa se-Indonesia menyalahi aturan keadilan. Banyak sekolah tidak dapat mengejar standar kelulusan karena tidak mendapat fasilitas pendidikan yang sama dan kualitas guru pun tidak semua memadai.

Arief pun mempertanyakan tataran idealisme standardisasi UN yang hanya melihat siswa dari lulus tidaknya UN. Dengan mengukur keberhasilan siswa dari lulus-tidaknya dia, maka pendidikan tidak mengukur sisi lain pendidikan, yaitu aspek afektif, psikologi, budi pekerti, dan akhlak. Semua proses pembelajaran pada mata pelajaran di luar yang diujikan dalam UN diveto oleh UN. ”Kalau anak tersebut nilai UN-nya hanya kurang 0,01 pada mata pelajaran UN, maka dia akan ’mati’ meskipun nilai mata pelajaran lain bagus-bagus,” kata Arief.

UN vs guru

Alasan penerapan standardisasi melalui UN untuk membuat pemetaan pun dipertanyakan.

Arief menyebut, pemetaan seharusnya hanya memotret kondisi yang ada, tetapi tidak boleh berakibat anak lulus atau tidak lulus. ”Jadi, urutannya, pemetaan, perbaikan, baru kemudian ujian,” tandas Arief Rachman. Masalahnya, semua itu perlu proses dan waktu, sementara pemerintah tidak sabar. ”Tanpa proses, pemerintah membuat gebrakan dengan langsung menstandarkan tanpa membuat pemetaan,” tambah Arief.

Kasus-kasus guru-guru yang membantu siswa-siswanya dalam menjawab soal UN adalah akibat kebijakan yang tidak tepat. ”Itu bukan maunya guru-guru. Mereka membantu siswa lulus karena kasihan kepada siswa. Apalagi ada tekanan dari sekolah, dari kepala dinas, dari bupati yang tidak mau kehilangan muka, agar kelulusan siswa jumlahnya meningkat. Pemerintah mestinya mau memahami persoalan ini,” kata Winarno.

Untuk keluar dari kekisruhan UN, Winarno menyarankan untuk melakukan pemetaan lebih dulu sebagai dasar untuk pembinaan. Kalau pemerintah ingin menerapkan standar nasional, harus dipenuhi dulu standar komponen di setiap sekolah di pusat dan daerah, yaitu setidaknya adalah guru, kurikulum, sarana, manajemen, dan siswa. Nyatanya, demikian Winarno, daerah-daerah terpencil semakin kurang mampu memenuhi komponen tersebut.

Dengan melihat parahnya kondisi pendidikan saat ini, dengan mengutip filsuf Friedrich Nietzsche yang menyebutkan ”ada satu masa satu-satunya kebijakan pemerintah adalah kebijakan pendidikan”, Daoed Joesoef pun mengingatkan, sekarang adalah masanya kita memerhatikan pendidikan dengan sungguh-sungguh. (Ilham Khoiri/ Lusiana Indriasari)

Memaksimalkan Full Day School di SD

Oleh: Rendra Prihandono
Kepala SD YPPI 1 Surabaya

SEBUAH refleksi menarik dimuat harian ini pekan lalu. Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya mengakui bahwa pelaksanaan full day school di metropolis kurang maksimal. Khususnya, pada level sekolah dasar.



Beliau juga membeberkan bahwa hal itu, antara lain, disebabkan kurangnya kreativitas guru dalam mengelola joyful learning. Akibatnya, murid cenderung bosan dan lelah mengikuti pelajaran hingga sore. Beliau lalu melontarkan solusi bahwa dispendik akan menggiatkan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan guru mengelola joyful learning.

Dispendik Surabaya memang terkesan sangat berkomitmen mendorong SD-SD di metropolis untuk menerapkan full day school. Alasannya, full day school terbukti mampu menekan angka kenakalan remaja.

Logis. Karena sibuk bersekolah, anak tidak punya waktu untuk berbuat aneh-aneh sepulang sekolah. Itu sejalan dengan kecenderungan orang tua metropolis yang tidak punya cukup waktu untuk berinteraksi dengan anak karena sibuk mencari nafkah.

Bila full day school hendak dilaksanakan dengan sukses, yang harus dibenahi adalah penataan kesepahaman sekolah pelaksana dan wali murid. Bila anak harus menghabiskan lebih banyak waktu di sekolah, harus ada alasan sangat kuat yang menguntungkan bagi pembentukan kepribadian anak. Kita harus kembali pada pemikiran awal, kenapa seorang anak harus pergi ke sekolah. Bila itu tidak dilakukan, pembicaraan mengenai full day school hanya akan menjadi lingkaran setan debat kusir.

Sekolah bukan mesin cuci. Sekolah bukan tempat menyelesaikan permasalahan hubungan keluarga yang buruk. Ketika orang tua terpaksa sibuk bekerja dan khawatir anaknya nakal, lalu memilih sekolah sebagai jalan keluar, itu jelas salah. Sekolah akan selalu dituntut bisa memproteksi anak dari kemungkinan menghabiskan waktu di luar sekolah. Sekolah dituntut menyelesaikan implikasi apa pun dari kurangnya hubungan orang tua-anak.

Anak yang frustrasi, kosong mental, menyimpan amarah psikologis, ditekan untuk berada di sekolah. Celakanya, saat ini, sekolah sebagai mesin cuci belum bisa dikategorikan baik. Sekolah baru bisa menahan anak berada di sekolah secara fisik, belum menjadi rumah yang nyaman bagi alam pikir anak.

Akibatnya, sekolah bisa-bisa menjadi kumpulan anak bermasalah. Mungkin karena itu, banyak sekolah enggan melaksanakan full day school. Sungguh mengerikan bila sekolah mau menjadi mesin cuci dengan ketidaksiapan amat sangat seperti itu.

Sekolah mestinya menjadi wahana anak mengembangkan kepribadian menjadi manusia yang utuh. Mungkin, latar keluarga si anak tidak harmonis. Namun, bila sekolah dan wali murid memiliki pemahaman di atas, bisa diharapkan anak yang melalui hari-hari di sekolah dalam rentang waktu tertentu tumbuh menjadi manusia yang diharapkan. Kesepahaman itu mestinya terwujud dalam komunikasi yang intens dan terstruktur antara sekolah dan wali murid.

Lalu, kesiapan apa yang perlu dilakukan sekolah? Pertama, sekolah harus memiliki kurikulum yang menekankan kebutuhan siswa. Istilah kerennya, pembelajaran berpusat pada siswa atau student-centered learning. Ketika kurikulum berpusat pada siswa, ia akan bertumpu kepada aktivitas siswa. Tidak seperti parrot learning yang selama ini masih dilakukan di banyak sekolah.

Parrot learning adalah proses belajar yang menekankan pada menghafal. Yang dikejar adalah penguasaan pengetahuan deklaratif. Bila ingat sesuatu, maka ia belajar. Anak akan menghabiskan waktu menghafal bagian tubuh di mata pelajaran sains, menghafal siapa saja raja Dinasti Syailendra di sejarah, menghafal rumus-rumus matematika, bahkan menghafal apa saja bagian-bagian komputer.

Memang, bila kita tidak ingat apa-apa tentang apa yang kita pelajari, ada kemungkinan kita tidak belajar. Namun, penekanan proses belajar pada aktivitas pengingatan fakta semata seperti itu kurang lebih sama dengan mengajari burung kakak tua berbicara. Karena itu, muncul istilah parrot learning.

Sekolah dengan student-centered learning akan memaksimalkan siswa dengan aktivitas menemukan pemahaman sendiri. Ketika memelajari bagian-bagian komputer, anak akan sibuk mengeksplorasi komputer hingga tahu mana mouse, keyboard, dan sebagainya tanpa si guru harus berbusa-busa menjelaskan. Guru mungkin sedikit menjelaskan untuk mengarahkan aktivitas anak.

Namun, secara umum si anaklah yang sibuk beraktivitas dengan guru sibuk mengobservasi seberapa jauh anak belajar. Anak SD suka beraktivitas. Bila mereka gembira beraktivitas, waktu belajar yang panjang tidak akan membosankan.

Konsekuensi penerapan student-centered learning adalah kesiapan dan kualitas guru. Dispendik dituntut intens memberikan pelatihan kepada guru SD. Sedikit saran, berdasar pengalaman, pelatihan masal tidak efektif.

Kesiapan terakhir adalah pengelolaan pembiayaan. Menerapkan full day school berarti menahan anak lebih lama di sekolah. Itu berarti pemenuhan kebutuhan dasar (konsumsi) menjadi tanggung jawab sekolah. Itu tidak murah.

Belum lagi pendanaan kegiatan belajar. Aktivitas siswa mengonstruksi pemahaman sebaiknya otentik, tidak hanya indoor activities, tapi juga outdoor activities. Pendanaan outdoor activities juga tidak murah.

Media pembelajaran yang variatif dan interaktif tetap saja menuntut penganggaran tidak sedikit, demikian pula pelatihan guru yang intens dan terencana.

Bantuan operasional pusat dan daerah memang sudah dikucurkan. Namun, di lapangan, kedua mekanisme pembiayaan itu belum maksimal, apalagi dalam konteks menerapkan full day school. Untuk pembiayaan reguler saja, masih ada keluhan karena sekolah tidak lagi bisa menarik iuran dari orang tua.

Mungkin alternatifnya adalah kepala sekolah memiliki visi kewirausahaan. Bisa menggali dana dari pihak ketiga atau melalui unit usaha yang dikembangkan sekolah. Namun, kepala sekolah bermental wirausaha, kalaupun ada, mungkin baru bisa dihitung dengan jari.

Minggu, 27 September 2009

Download linux ubuntu untuk schooloffline

SchoolOnffLine yang baru berbasis Ubuntu sudah dapat di ambil di
http://sourceforge. telkomspeedy. com/frs/download .php/20/schoolon ffline-0. 01-ubuntu- beta20090919c. iso.

Selasa, 15 September 2009

Panwaslu Fokuskan Penyalagunaan Fasilitas Negara

Jayapura, media-oi
Guna mengantisipasi adanya dugaan penyalahan dana kampanye dan terjadinya money politik dalam pemilu 2009 Bawaslu bekerja sama dengan Memitraan melaksanakan pelatihan/Trainning kepada Panwaslu se- Indonesia.
Selasa (10/03) lalu, gelombang terlakhir di laksanakan di Papua setelah pelaksanaan pelatihan di Kalimantan, Sumbangsel, Jawa Bali, DK dan Sulawesi.
Acara yang di gelar di Hotel Yasmin Jl.Percetakan Negara Kota Jayapura tersebut di hadiri oleh angota Bawaslu, Wahidah Suaib Mittoeng sekaligus membuka acara, Didik Supriyanto, Hasim Asy’ari, Nuril, Arif Nur Aman, Ketua Panwaslu Provinsi Papua Nicoulas Ansanai, Perwakilan Kemitraan Ahsanul Minan serta 40 orang Panwaslu Kab/Kota se Papua dan Papua Barat.
Bawaslu menitik beratkan materi pelatihan pada pengawasan dana kampanye, penyalahgunaan fasilitas Negara dan Politik Uang.
Wahidah Suaib yang juga Koordinator Divisi Pengawasan Bawaslu Pusat menyampaikan bahwa tiga hat tersebut yang menjadi titik berat pelatihan adalah memang betul-betul permasalahan yang sangat urgen dalam pemilu 2009,untuk itu perlu kejelian dalam pengawasan yang di lakukan oleh Panwaslu.
”Indikator Keberhasilan Panwas adalah, sejauh mana pelanggaran pemilu dapat di cegah, bukan seberapa banyak pelanggaran dapat di temukan,” jelas Wahidah.
Sementara Ahsanul Minan perwakilan Kemitraan UNDP dalam kesempatan wawancara menyampaikan Kemitraan adalah lembaga non pemerintahan memiliki komitmen untuk memberikan dukungan dalam menyelenggarakan pemilu yang lebih demokratif dan fair, hal ini kita wujudkan dalam bentuk pemberian dukungan dalam hal peningkatan kapasitas melalui trening trening kepada KPU dan Bawaslu.
Kepada KPU kita sudah memberikan trening tentang managemen penyelenggaraan pemilu dan ini sudah kita lakukan kepada KPUD seluruh Indonesia, dan saat ini pemberian trening kepada Bawaslu, yang kita berikan kepada Panwaslu seluruh Indonesia. (edo wbs)
Last Updated ( Mar 13, 2009 at 02:39 PM )



Permainan Yang tak Bikin Was-Was


DICARI : MAINAN YANG TIDAK MEMBUAT DEG-DEGAN

Belum reda penging di telinga saya sesudah mendengar pekikan petasan cabai itu, anak-anak seusia SD yang memasang petasan itu tertawa cekikikan sembari lari melihat saya dan beberapa orang ibu kaget karena disambar ledakan. Salah seorang ibu latah, sementara beberapa orang lainnya memaki sembari sesekali nyebut, maklum baru selesai tarawih. Saya pun mengumpat, padahal dulu saya juga senang bermain petasan atau mercon.

Petasan memang tidak lekang, biarpun banyak larangan sampai dibuat sanksi atas pelanggaran, toh semua itu tidak menyurutkan minat penggemar ledakan. Ah, ledakan! Mungkin ini yang membuat pemerintah paranoid akan petasan mengingat trauma atas ledakan di ibukota beberapa waktu yang lalu. Memang tidak dapat dipungkiri petasan itu berbahaya, ibarat bom kecil. Ledakan petasan bisa membuat tangan melepuh jika tidak berhati-hati, memicu masalah telinga, sampai pada memantik kebakaran yang bisa menyebabkan lusinan keluarga kehilangan tempat bernaung.

Apa sih asyiknya petasan, sampai-sampai orang dewasa pun memainkan? Ledakannya, efek kejutnya, kedua hal itu bisa membuat efek nagih. Melihat orang hampir pingsan karena ledakan nampaknya menjadi sebuah pemandangan yang hangat, yang dapat menyatukan kegembiraan para pemainnya, yang mengeset latar dengan petasan. Atau sebenarnya bukan petasannya, melainkan evennya? Euforia ramadhan atau lebaran bisa dijadikan kambing hitam, karena dengan kegembiraan berlebihan -dan juga perputaran uang yang cepat- industri rumahan petasan bisa menyambung nafas, menjual ribuan kardus petasan aneka rupa, terutama di saat lebaran dan ramadhan.

Lantas bagaimana menghilangkan bunyi dari racikan belerang itu di masa-masa ramadhan dan lebaran? Kembang api? Anak zaman sekarang bilang itu cemen dan nggak seru, mungkin karena tidak bisa membuat yang berada di sekitarnya merasakan sensasi “jantung hampir copot“. Nah, inilah saatnya industri kreatif bermain, menciptakan solusi permainan yang tidak membahayakan, namun lebih kepada kepuasan, alangkah lebih baiknya jika ada unsur pendidikan, dan yang lebih penting lagi, harus seru!

Perkembangan Teknologi Green IT

Para Eksekutif TI Juga melaporkan peningkatan signifikan dalam anggaran ramah lingkungan 75% dalam 12 bulan kedepan.

Bagaimana mengimplementasikan strategi dan solusi untuk membantu mengurangi limbah elektronik yang terkait dengan software, hardware, fasilitas dan perencana komputer teknologi green digunakan u/ sebagai perangkat pendingin dan menggunakn jet modern yang bisa mengurangi panas dan membuat baterai lebih tahan lama serta micropropesor yang bisa menghemat listrik.



Tujuan dan manfaat

Tujuan: power energi saving

manfaat: Hemat listrik dan ramah lingkungan

perancangan dan implementasi

menghidari spase yg terlalu besar

menekan pengerluaran daya listrik yang besar

gampang di bawa.

cotohnya:

Acer menggunakan power smart key yang menghemat listrik hingga 40 %

PC hp berdasarkan prosesor AMD cool in Q.Vite.2.0 yang bekerja dengan efektif dan efisien sehingga mengurangi daya yang terpakai.

Notebook Toshiba R400 Tablet pc yang baterinya dapat tahan 10 jam.

Solusi Teknologi green day

-Sebagai gerakan peduli terhadap lingkungan menawar solusi teknologi yang berbasis ramah lingkungan solusi ini dinamakan Bioport.

-Bioport atau yang biasa disebut dengan teknologi lubang resapan. Bioport merupakan alternatif untuk meresapkan air hujan ke dalam tanah. selain dengan mengunakan sumur resapan.

-Pemanfaatan Bioport ini akan membuat keseimbangan alam akan terjaga sampah organik yang sering menimbulkan bau tidak sedap dapat teranggani di samping itu juga dapat menyimpan air untuk musim kemarau.

-Selain itu kelebihan dari bioport ini adalah memperkaya kandungan air hujan karena setelah diresapkan kedalam tanah lewat bioport yang mengandung lumpur dan bakteri air akan melarut dan kemudian mengandung mineral-mineral yang diperlukan oleh kehidupan . adapun tujuan kubang resapanBioport (LBR) ini adalah agar air masuk sebanyak mungkin ke dalam tanah.

Kesimpulan:

Produk IT bisa menciptakan ramah lingkungan yang mrengakibatkan tidak rusak lapisan ozon di bumi ini.

kehadiran teknologi ramah lingkungan adalah solusi bagi kehidupan berkesinambungan yang dapat di pertanggung jawabkan kebutuhan akan hal itu adlah mutlak jika tidak maka hal itu akan menjadi beban berat bagi generasi berikutnya dimana mereka akan mewarisi sampah polusi dan segudang masalah lingkungan yang mempengaruhi kehidupan paling dasar.

by: Bpk.Muljadi Thio, S.kom , MM, MBA

Minggu, 13 September 2009

Murid SD Rusak Ruang Kelas MI

Cemburu Kondisi Sekolah, 2 Murid SD Rusak Ruang Kelas MI
Tamam Mubarrok - detikSurabaya
Detikcom - Senin, 07/09/2009 16:01 WIB

2 Pelajar SD Diperiksa/T Mubarrok Mojokerto - Dua murid SDN II Desa Wotanmas Jedong, Kecamatan Ngoro, Mojokerto harus berurusan dengan polisi. Pasalnya, dua murid kelas 3 ini memporak-porandakan 3 ruang kelas Madrasah Ibtidaiyah (MI) Raudlatul Hikmah yang ada di depan sekolahnya.

Kedua murid perempuan itu masing-masing baru berumur 9 tahun. Keduanya yakni Bel dan She. Kedua murid itu lalu diamankan polisi di Balai Desa Wotanmas Jedong, Senin (7/9/2009).

Kepada perangkat desa dan anggota Polsek Ngoro, Bel dan She mengaku memporandakan bangku, kursi dan buku pelajaran di lemari, karena kesal. "Sekolahan saya lebih jelek, tapi sekolahan Madrasah itu lebih bagus," ujar Bel polos.

Menurut Bel, dirinya mendengar kabar jika MI Raudlatul Hikmah merupakan 'musuh' SD Negeri dalam hal penerimaan murid baru. "Kami dengar kalau Madrasah itu musuh, maka kami rusak bangku dan bukunya," kata Sheila.

Namun kedua murid itu tidak menjelaskan dari mana kabar 'permusuhan' MI dengan SDN dalam hal penerimaan murid itu. "Kami masih selidiki kasus ini," kata Kasatreskrim Polres Mojokerto, AKP Samsul Makali kepada detiksurabaya. com di Mapolres Mojokerto.

Peristiwa perusakan itu terjadi setelah Bel dan She pulang sekolah pada hari Sabtu (5/9/2009) lalu. Karena 3 ruang kelas MI tidak terkunci, keduanya lalu masuk dan merobohkan semua meja dan kursi, serta buku-buku dan piala yang ada di lemari.

Aksi keduanya tidak diketahui hingga para murid MI masuk sekolah pada Senin pagi tadi. Karena kondisi 3 ruang kelas porak-poranda, murid MI lalu diliburkan. Pihak MI Raudlatul Hikmah lalu melaporkan kasus itu ke perangkat desa dan Polsek Ngoro.

Saat menggelar olah TKP dan memberi police line di pintu kelas, polisi menduga jika perusakan ini dilakukan orang dewasa. Namun setelah beberapa saksi diperiksa, ternyata dugaan pelaku perusakan malah mengarah terhadap kedua murid SD Negeri tadi.

Dari informasi yang dihimpun, rencananya kedua murid pelaku pengrusakan kelas milik MI Raudlatul Hikmah akan dibawa ke unit perlindungan perempuan dan anak (PPA) Polres Mojokerto.
(bdh/bdh)


Anak TK Dihukum di Depan Kelas, Bolekah?

Dari: AgungSmile
Menurut saya, itu sudah keterlaluan.
Guru tersebut sudah melakukan 2 kali kesalahan.

1. Menghukum secara fisik anak tersebut.
2. Mempermalukan anak tersebut.
Sakit fisik karena capai mengangkat kaki dan memegang telinga mungkin akan cepat hilang begitu selesai hukuman. Tetapi goresan psikologis malu, takut yang terjadi pada anak itu akan membekas lama. Bahkan bisa permanen. Ini parah, karena bisa membentuk persepsi negatif anak terhadap guru dan sekolahnya.

Tetapi apakah sanksi (saya tidak suka kata hukuman untuk anak-anak kecil) itu tidak perlu?

Jawabannya panjang. Guru dalam kelas tersebut harus sudah memberikan ekpektasi tingkah laku yang diharapkan kepada anak-anak dengan jelas. Jadi anak-anak tahu dengan pasti bagaimana harus bersikap dan bertingkah laku di dalam kelas.

Kemudian, tingkah laku yang tidak sesuai dengan kondisi kelas juga harus dilihat dari penyebabnya.

Apakah dari gurunya yang tidak bisa menarik perhatian anak-anak sehingga mereka merasa bosan? Karena bosan kemudian mungkin melakukan hal yang mereka suka dan dianggap nakal oleh gurunya. Padahal itu kekurangan/kesalah gurunya yang tidak bisa membuat kegiatan yang menarik perhatian anak-anak.

Atau memang ada masalah dari si anak, dari rumah mungkin sudah bermasalah. Sedang berantem dengan kakak, atau adik pas waktu mau berangkat sekolah dll sehingga melampiaskan di kelas.

Kalau penyebabnya yang pertama, ya gurunya harus membuat kegiatan yang bisa benar-benar menarik perhatian semua siswa.

Kalau yang kedua ya mungkin sanksi bisa diberikan dengan syarat anak itu sudah diajak bicara/diperingatka n. Tidak bisa satu kali kejadian langsung diberi sanksi.

Syarat sanksi: 1. Terukur. 2. Tidak menyakiti secara fisik. 3 Tidak mempermalukan. 4. Membuat anak merasa tidak nyaman.

1. Terukur: artinya anak-anak sudah tahu kalau melakukan A maka akan mendapat sanksi B. Kemudian juga sesuai dengan usia anak.
2. Tidak menyakiti secara fisik, saya kira jelas, contoh dalam pertanyaan dibawah sudah cukup mewakili. Dicubit, dicengkeram tangannya dengan keras, itu sudah pelanggaran fisik berat.
3. Tidak mempermalukan: dihukum didepan teman-teman walau tidak secara fisik, misal diminta berjoget kemudian ditertawakan itu sudah mempermalukan anak.
4. Harus membuat anak merasa tidak nyaman: misal kehilangan waktu bermain, atau tidak boleh melakukan hal yang disukainya.

Begitu, semoga berkenan untuk mbak? mas? pak? atau bu?

Agung W

Jardiknas Bekerja 5 Tahun Dianggap Gagal


Selasa, 8 September 2009 | 15:30 WIB
Laporan wartawan KOMPAS.com Frans Agung Setiawan

JAKARTA, KOMPAS.com — Dibandingkan tahun 2005, alokasi anggaran pendidikan wajib belajar Departemen Pendidikan Nasional meningkat tajam pada 2009, dari Rp 10,8 triliun menjadi Rp 31,6 triliun. Namun masalahnya, strategi Depdiknas untuk melakukan pemerataan dan perluasan akses masih belum jelas.

"Ada tiga indikator yang bisa kita lihat," kata Program Manager Divisi Monitoring Pelayanan Publik Indonesia Corruption Watch (ICW) Ade Irawan di Jakarta, Selasa (8/9), dalam Presentasi Evaluasi Kinerja Depdiknas 2004-2009. Acara ini juga dihadiri oleh Lody Paat, Koordinator Koalisi Pendidikan, Bambang Wisudo Direktur Eksekurif Sekolah Tanpa Batas, dan Jumono dari Aliansi Orangtua Murid Peduli Pendidikan.

Indikator tersebut adalah, pertama, dilihat dari strategi pembiayaan. Anggaran memang besar, tetapi jatah untuk program wajib belajar tersebut ternyata disebar ke semua direktorat.

"Contohnya, dari total alokasi Rp 31,6 triliun, anggaran 2009 yang dikelola direktorat manajemen pendidikan dasar dan menengah hanya dapat Rp 20,4 triliun. Sisanya disebar ke semua direktorat, termasuk ditjen, dikti, dan itjen," ungkapnya.

Indikator kedua adalah strategi program. Program yang paling diandalkan adalah Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk sektor pendidikan. Namun, alokasi ini jauh dari sasaran karena tidak sesuai dengan kebutuhan faktual peserta didik yang diteliti oleh Depdiknas.

"BOS untuk SD Rp 400.000 per murid per tahun, padahal kebutuhannya Rp 1,8 juta per murid per tahun. Sedangkan SMP Rp 575.000 per murid per tahun dengan kebutuhan Rp 2,7 juta per murid per tahun," ujar Ade.

Ketiga adalah komodifikasi sekolah gratis. ICW bersama Koalisi Pendidikan menilai, program sekolah gratis tersebut gagal. Namun, menjelang Pemilu 2009 Depdiknas justru membuat iklan bahwa mereka berhasil melaksanakan program tersebut.

"Depdiknas sangat tidak sensitif terhadap kondisi sekolah dan warga karena iklan sekolah gratis Depdiknas malah menyulut konflik di sekolah, terutama antara guru dan orangtua murid.

2 Oktober Pengukuhan Batik Sebagai Warisan Dunia



Pada tanggal 2 Oktober 2009 nanti, UNESCO akan mengukuhkan batik Indonesia sebagai Warisan Budaya Dunia (World Heritage). Pengukuhannya memang akan dilakukan di Perancis bulan Oktober nanti, namun pada 28 September 2009 penetapannya sudah akan dirilis. Kabar ini sebenarnya bukan kabar baru karena pemerintah juga telah memberitakannya beberapa waktu lalu. Namun demikian, info ini bisa jadi angin segar di tengah kisruh klaim tari pendet dan sengketa lagu kebangsaan Malaysia .

Akan tetapi, mengapa hingga saat ini (kurang lebih 1 bulan lagi) tidak ada ada gaung dari pemerintah? Mengapa kita tidak menjadikan tanggal 2 Oktober nanti sebagai perayaan nasional, yg siapa tahu bisa kembali membuka mata dunia layaknya pemecahan rekor penyelaman di Bunaken?

Tidakkah akan lebih baik jika pada tanggal 2 Oktober itu pemerintah bisa mengadakan Batik Day dan mengajak seluruh warga Indonesia berpartisipasi? Toh tanggal itu jatuh pada hari jumat yg notabene jamak dikenal sebagai hari batik bagi para karyawan.

Kurang greget selalu jadi persoalan di Indonesia . Memang nampaknya bukan hal besar tapi justru salah besar jika kita mengganggap hal kecil sama sekali tidak berguna. Ingat, kita akan lebih dihargai sebagai bangsa besar jika kita menghargai budaya sendiri. Ambil contoh negara2 seperti India , Jepang , China , Korea Selatan atau pun Thailand . Negara2 tsb mempertahankan budaya mereka di tengah modernisasi, dan terbukti ampuh dalam pergaulan antar-bangsa. Mengapa kita tidak bisa, padahal budaya kita jauh lebih kaya daripada mereka?? Jadi, mari berharap pada tanggal 2 Oktober 2009 pemerintah dan bangsa Indonesia akan membatikkan negeri ini, dimana semua orang dengan bangganya ke luar rumah dengan mengenakan batik- menetapkan tanggal 2 Oktober 2009 sebagai Hari Batik Nasional- mengkampanyekan perlindungan terhadap batik Indonesia , termasuk memperjuang kan perlindungan batik melalui rezim HaKI Mengapa kita tidak bisa?? Jangan sampai momen istimewa ini terlewat dan dilupakan begitu saja. Karena... masih ingatkah kita kapan UNESCO mengukuhkan wayang kulit dan keris sebagai Warisan Budaya Dunia???


mari kita pake batik!


Guru PNS Akan Dimutasi, Dipetakan Sesuai Kemampuan

KLOJEN - SURYA- Para pelajar, bersiaplah kehilangan guru favoritmu. Karena rencananya, Dinas Pendidikan Kota Malang bakal segera mengadakan pemetaan ulang kebutuhan tenaga guru.

Memang belum jelas kapan rencana ini akan direalisasi, yang pasti, saat ini Dindik sudah memulai proses pemetaan yang disebut-sebut akan memutasi beberapa orang guru itu. Menurut Kepala Bidang Tenaga Fungsional Pendidikan Menengah Dindik Kota Malang, Dra Zubaidah, pemetaan ulang ini bertujuan agar kualitas tenaga pengajar di tiap sekolah merata.
”Artinya, agar tidak terjadi guru-guru bagus menumpuk di sekolah tertentu, dan sebaliknya,” ujar Zubaidah, ditemui Senin (7/9), di ruang kerjanya.

Zubaidah membantah bila rencana ini merupakan usaha Dindik ‘menghukum’ guru-guru yang selama ini kerap mbalelo terhadap kebijakan Dindik. Alasannya, rencana mapping ulang ini merupakan program Depdiknas yang juga berlaku di kota lain.

Selain itu, lanjut Zubaidah, kebijakan ini berlaku buat semua guru PNS tanpa kecuali. ”Nanti semua guru akan mengisi semacam quesioner, sehingga terpetakan kualitas SDM-nya. Baru setelah itu, kita bandingkan dengan kebutuhan tiap sekolah. Dengan begitu, pada akhirnya kualitas guru di semua sekolah bagus semua,” ucap Zubaidah.

Kepala Sekolah SMPN 21, Hadi Harianto, memandang hal ini sebagai sesuatu yang baik. Menurut Hadi, pemetaan ulang dari Dindik bakal menambal lubang yang selama ini menganga di tiap sekolah. ”Selama ini pemetaan dari propinsi kurang pas, karena mereka tidak tahu kondisi real-nya bagaimana. Nah, kalau pemetaan dari Dindik, itu bagus. Alasannya, Dindik punya data akurat kelebihan dan kekurangan guru di tiap sekolah,” timpal Hadi.

Mengenai mereka yang sudah terlanjur enak di sekolah-sekolah mapan, Ketua MKKS SMP Negeri Kota Malang ini mengatakan, mereka harus legowo bila diminta pindah oleh Dindik. ”Ingat, sebelum mereka jadi PNS, mereka dulu sudah setuju untuk ditempatkan dimana saja. Mutasi itu resiko seorang PNS,” kata Hadi.

Untuk menghindari konflik, Hadi menyarankan, Dindik sebaiknya melakukan sosialisasi hal ini kepada warga sekolah jauh-jauh hari sebelum pelaksanaan. Menurut Hadi, bila dilaksanakan secara tiba-tiba, pemutasian guru memang rentan mengundang aksi protes para murid, seperti halnya yang pernah terjadi di SMA Negeri 3.

”Kalau sudah ada sosialisasi, murid-murid akan paham mengapa guru mereka dipindah ke sekolah lain,” ujar Hadi. ab

Sumber http://klubguru.com/2-view.php?subaction=showfull&id=1252477689&archive=&start_from=&ucat=1&

GADIS UNTUK BISNIS SEKS

KOMPAS.com edisi 1 September 2009 memberitakan bahwa kepolisian sektor Jagoi Babang, Kabupaten Bengkayang, telah menggagalkan perdagangan bayi dari Pontianak tujuan Malaysia, Minggu (30/8) malam. Pelaku utama belum tertangkap, tetapi polisi menangkap seorang kurir yang mengaku dititipkan bayi tersebut, kata Kepala Polsek Jagoi Babang Inspektur Satu Mediayanto, di Polsek Pontianak Utara, Senin (31/8)
malam.
 "Awalnya kami mendapat laporan masyarakat melalui SMS. Katanya ada seseorang yang mau jual bayi ke Malaysia, dan saat itu bayinya masih di Seluas (Kecamatan), " kata Mediayanto.
 
Seorang Kurir berinisial Tn (35)ditangkap polisi di rumahnya di Seluas, Minggu malam, sekitar pukul 20:00 WIB. Tn ditangkap bersama bayi laki-laki
yang baru berusia satu bulan. Tn adalah warga Seluas yang sehari-hari bekerja sebagai pedagang dan sering keluar masuk Malaysia.

Bayi tersebut akan dibawa ke Serikin, Malaysia melalui kawasan Jagoi Babang.
 
Kapolsek Jagoi Babang bersama beberapa anggotanya langsung menuju ke Pontianak, ketika Tn diketahui membawa bayi itu dari Pontianak. Polisi juga membawa Tn untuk menunjukkan rumah tempat dia mengambil bayi tersebut. Sedangkan, bayi yang hendak dijual saat ini dititipkan di Rumah Sakit Umum Bengkayang.

Sebelumnya Kompas.com edisi, 31 Maret 2009 j memberitakan bahwa enam gadis asal Pujon, Kepanjen, dan Kota Batu menjadi korban perdagangan manusia yang akan dipekerjakan sebagai PSK. Mereka adalah As (23) dan Sw (24), warga Temas Batu; Sm (21), warga Kepanjen; serta Um, Ra, dan Rp masing-masing berusia 14 tahun asal Pujon.
Beruntung keenam korban bisa diselamatkan Polres Batu ketika mereka akan dibawa dari Batu menuju bandara untuk diterbangkan ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Saat diminta turun dari mobil, para korban terlihat bingung. Mereka tak tahu mengapa diperiksa polisi karena niat mereka ke Palangkaraya untuk bekerja sebagai karyawan
restoran. “Mereka dijanjikan gaji yang cukup besar sebagai pegawai restoran, makanya tertarik. Apalagi, keluarga korban juga dipinjami uang sebelum para korban diterbangkan ke Palangkaraya,” ungkap AKP Decky Hermansyah, Kasat Reskrim Polres Batu, Senin (30/3).

Di Bandung seperti diberitakan KOMfPAS.com bahwa Jajaran Polwiltabes Bandung membongkar jaringan perdagangan manusia (trafficking) berkedok jasa penyalur pekerja. Sebanyak 57 perempuan berbagai usia berhasil mereka amankan pada Jumat (7/8) malam. "Sebanyak 27 perempuan di antaranya masih di bawah umur. Masih bekasan tahun. Sisanya perempuan dewasa," kata Kepala Polwiltabes Bandung Komisaris Besar Imam Budi Supeno, Sabtu (8/8), didampingi Kepala Satuan Reserse Kriminal AKBP
Arman Achdiat.

SELANJUTNYA, baca di POTRET edisi 27 yang segera beredar. Masih banyak tulisan lain yang disajikan majalah POTRET edisi 27 ini. Waspadalah terhadap para sindikat trafficking yang senantiasa mengintai anak, perempuan dan saudara kita. Kasus trafficking hingga kini masih belum mampu diberantas oleh pemerintah. Lalu apakah kita harus menunggu inisiasi pemerintah/

Para Pencari Kerja di Facebook


Sebuah riset yang dilakukan oleh Periset CareerBuilder baru-baru ini
terhadap 2.600 Manajer HRD tentang dampak penggunaan Jejaring Sosial
Internet seperti Facebook, LinkedIn dan Twitter terhadap kemungkinan
seseorang diterima atau tidak, telah menghasilkan kesimpulan-kesimpul an
sebagai berikut:

1. Persentasi penelitian yang dilakukan oleh Manajer HRD:

* 45% dari mereka melakukan penelitian Pelamar di Jejearing Sosial
Internet
* 63% data pelamar pekerjaan Teknologi Informasi yang diriset
* 53% data pelamar pekerjaan Professional dan Bisnis yang diriset

2. Dampak keputusan yang diambil oleh Manajer HRD:

* 35% pelamar gagal karena mem-posting konten yang negatif atau
mengganggu, pornografi, dll
* 53% Manajer HRD mempertimbangkan kembali keputusannya setelah
meneliti data pelamar di Jejaring Sosial
* 44% pelamar gagal karena tercatat suka minum alkohol dan
mengkonsumsi narkoba
* 35% pelamar gagal karena suka menjelek-jelekkan atasan atau
perusahaan yang sebelumnya
* 14% pelamar gagal karena suka pakai simbol emoticon ketika
berkorespondensi

3. Dampak positif bagi pelamar yang sering pakai Jejaring Sosial
Internet:

* 14% pelamar yang diterima karena mem-posting hal-hal yang baik
dan positif
* 50% pelamar yang diterima karena positingnya cocok dengan
pekerjaan yang dilamarnya
* 39% pelamar yang diterima postingnya mendukung kualifikasi
professionalnya
* 38% pelamar yang diterima postingnya dianggap kreatif

Sabtu, 12 September 2009

Gempa Tasik Diklaim Malaysia (9-9-09)

Gempa Diklaim Malaysia

Persis tanggal 9 bulan 9 tahun 2009, Malaysia kembali berulah. Kali ini ia mengklaim gempa di Tasik dengan kekuatan 7,3 skala richter bersumbu di wilayah Malaysia. Negeri jiran itu mengaku lempeng yang patah di kedalaman laut Tasik itu berasal dari dasar laut di sekitar Sabang. "Patahannya ada di sana," kata Jupri, warga Malaysia.

Lalu bagaimana dengan korban orang Tasik, Cianjur, Sukabumi, dan pesisir selatan Laut Jawa, Jupri hanya geleng kepala. "Lho, kalau korban itu jelas WNI. Itu bukan warga Malaysia. Tak mungkin lah Mak Cik mengakui itu punya Malaysia. TKI saja kita usir. Masa orang meninggal, terkubur longsoran kita akui milik Malaysia. Tak mungkin lah itu," kata Jupri bersungut.

Menteri Energi dan Sumber Daya Gempa Purmono Jus Sirsak justeru berang. Dia mengaku gempa itu milik Indonesia. "Jelas episentrumnya di laut Tasik kok diklaim Malaysia. Kita harus perjuangkan. Gempa itu milik kita," katanya berapi-api dalam demonstrasi di Kedubes Malaysia, di Jalan HR Rasuna Said Jakarta.

Sang menteri pun mengirim utusan ke Malaysia, menyampaikan nota protes melalui Kedutaan Besar di Malaysia. Dubes Dangi Bahtera menemui Menteri Komunikasi dan Kebudayaan Malaysia Datuk Sri Bengawan Gempa. Dalam pembicaraan dengan Datuk Sri, Dangi Bahtera mengaku gempa merupakan karya bangsa Indonesia dan bukan milik Malaysia. "Gempa itu dibuat oleh orang asli Indonesia bahkan sudah dipatenkan. Tidak bisa Malaysia mengklaim gempa itu," jelas Dangi Bahtera.

Datuk Sri Bengawan Gempa juga tak mau kalah. "Gempa itu berada di sini Mak Cik. Kalaulah gempa itu dibuat orang asli Indonesia, tapi kan orangnya bekerja di sini. Jadi, gempa itu milik kita," Datuk Sri Bengawan tak mau kalah.

Akibat klaim gempa ini, sejumlah ormas Islam melakukan sweeping orang Malaysia. Setiap orang Malaysia yang kepergok mereka langsug ditangkap dan digeledah. "Kamu harus pergi dari Jakarta kalau tidak mengakui gempa itu dibuat orang asli Indonesia," gertak ketua ormas. Karena ketakutan, orang Malaysia pun mengakui gempa itu memang akibat ulah orang-orang Indonesia sendiri.

"Ya, gempa itu dibuat oleh orang asli Indonesia kok. Makanya korbannya juga orang Indonesia. Yang mati juga orang Indonesia. Yang rugi juga orang Indonesia. Yang nista, kelaparan, tidur kedinginan di pengungsian juga orang Indonesia. Yang menjadi pengemis juga orang Indonesia. Memang semua itu dibuat sendiri oleh orang Indonesia. Orang Malaysia tidak pernah membuat karya yang membuat rakyatnya jadi pengemis, gelandangan, mati ketimbun tanah longsor, tewas tertimpa bebatuan dari atas bukit, terhina oleh alamnya, mati kebanyakan menghirum asap karena lahan dibakar. Semua memang asli orang Indonesia yang melakukannya. "

Si ketua ormas Islam itu menata sarungnya yang tiba-tiba mlorot!!!! (si ragil)

Undangan Terbuka Forum Film Indonesia 2009

Kepada Yth.
Rekan-rekan Mahasiswa Indonesia
Di tempat


Dengan hormat,
Melalui surat ini kami mengundang rekan-rekan mahasiswa Indonesia untuk datang dan berpartisipasi aktif dalam Festival Film Mahasiswa Indonesia pada tanggal 6-8 Oktober 2009

(http://filmpelajar.com/berita/festival-film-mahasiswa-2009). Salah satu kegiatan penting yang akan dilaksanakan dalam festival ini adalah Forum Film Mahasiswa Indonesia. Forum ini bertujuan untuk membangun jejaring antarmahasiswa/ kampus yang memiliki kepedulian terhadap dunia perfilman Indonesia.

Forum Film Mahasiswa Indonesia akan diselenggarakan pada;
Hari : Kamis, 8 Oktober 2009
Pukul : 09.00 WIB – selesai
Tempat : Kampus Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta
Jl. Cikini Raya No. 73 Jakarta Pusat.

Undangan ini bersifat terbuka. Akan tetapi untuk membantu panitia agar dapat menyiapkan acara dengan baik, khususnya terkait persiapan tempat, kami mohon rekan-rekan mengkonfirmasikan kehadirannya. Kami mengharapkan bagi organisasi mahasiswa intra/ekstra kampus mengirimkan perwakilannya maksimal 2 (dua) orang.

Demikian undangan ini kami sampaikan. Term of reference kegiatan Forum Film Mahasiswa Indonesia kami lampirkan dalam surat ini. Terima kasih atas perhatian dan dukungan rekan-rekan untuk menyukseskan kegiatan ini.


Jakarta, 11 September 2009

a/n Panitia

Tomy Widiyatno Taslim
tomytaslim [at] yahoo [dot] com
0818 465 787

Terbit Buku Bermain Membaca


Bapak dan Ibu Moderator yang baik dan dihormati, serta teman-teman milis yang juga sangat baik dan dihormati, boleh saya menumpang pemberitahuan ....

Sudah terbit buku "Bermain Membaca Bahasa Inggris dengan metode Fonik Easy Reader, mulai usia 3 tahun;

Buku full color yang didisain menarik baik untuk pengajar dan
anak ini, seperti sebuah kotak hadiah yang akan membawa anak-anak
tercinta pada belajar membaca bahasa Inggris dengan cara bermain yang
menyenangkan.
Terdiri atas panduan lengkap untuk orang tua: dasar-dasar
metode membaca dengan sistem fonik, cara-cara mengajar membaca, teknik
pengajaran membaca juga materi mengajarkan membaca untuk anak.
Disertakan juga 52 buah flashcard dan VCD lengkap bunyi-bunyi fonik
Easy Reader dan langkah-langkah mengajarkannya. Dapat diajarkan mulai
usia 3 tahun, dan sudah terbukti efektif. Bisa didapat ditoko-toko buku
terdekat, atau pesan langsung.

Easy Reader, Metode Cepat dan Mudah Belajar Membaca Bahasa Inggris
Price per Unit (piece): Rp49.500 (harga yang berlaku di Pulau Jawa), termasuk 52 kartu dan VCD.
Penulis: Herlina Mustikasari Mohammad
Ukuran: 26 cm
Lebar: vi + 60 hlm

Penerbit: KawanPustaka
ISBN: 979-757-376- 1
Harga: Rp49.500,-

" Saran Tersopan dalam Beremail "


Bagi sebagian besar orang, email tampaknya menjadi rahmat sekaligus bencana. Email dapat menghemat biaya komunikasi,
terutama pada orang-orang yg jarang berhubungan dengan kita. Namun, dapat membuat kita menderita dengan menerima banjir
"spam email". Tidak banyak hal yang bisa kita lakukan untuk menghadapi para "spammers" ini kecuali terus-menerus
melaporkannya pd "network administratur" kita. Bagaimanapun, dalam melakukan korespondensi pribadi, kita seyogyanya tetap
bersopan-santun untuk menjaga hubungan baik.

Berikut 10 saran bersopan-santun dalam ber-email ria :

1. Benahi susunan email "forwards" anda.
Bila anda ingin memforward sebagian atau seluruh pesan pada pihak lain, maka luangkan sedikit waktu anda untuk menghapus
tanda yang biasanya muncul. Seperti tanda ">" dsb.

2. Gantilah "Subject" atau Judul email bila topik pembicaraan
anda berubah.
Seringkali setelah saling bertukar email beberapa kali, topik pembicaraan berubah dari aslinya, namun "subject" atau judul
email belum juga diganti. Akan jauh lebih mudah untuk melacak email yang masuk bila "subject" disesuaikan dan dapat
mencerminkan isi email yang sedang anda tulis.

3. Hapuslah pesan reply yang tidak perlu.
Beberapa program email secara otomatis memunculkan isi email yang terdahulu bila anda sedang membalas/mereplynya . Ada
baiknya anda menghapus pesan tersebut dan hanya tinggalkan pesan yang benar-benar anda anggap perlu.

4. Jangan teruskan surat berantai.
Anda tentu merasa terganggu dan jengkel bila seseorang mengirimi anda sebuah email tentang humor atau cerita-cerita,
kemudian meminta anda untuk meneruskannya dengan segera pada 10 teman anda yang lain, atau bila tidak maka anda akan ketiban
sial. Mengapa anda juga bermaksud mengganggu dan membuat orang lain jengkel bila anda meneruskan email semacam ini? Hapus
saja dengan menekan tombol "delete".

5. Hormati privacy orang lain.
Ini termasuk juga alamat email mereka. Bila anda sedang mengirim email ke sejumlah orang yang mungkin satu-sama- lain tidak
saling mengenal, gunakan "bcc" atau "blind carbon copy " agar alamat-alamat email mereka tidak saling diketahui.
Bila anda mudah mengirim email ke banyak alamat sekaligus tanpa mempertimbang - kan saran ini, maka bersiap-siaplah untuk
dikomplain karena mereka menerima spam.

6. Jangan melakukan spam.
Mungkin saja anda tidak sengaja melakukannya, tetapi banyak orang tidak menyadari jika mereka menggunakan alamat-alamat
email yang mereka dapat dari "forwarded email", kemudian menggunakannya tanpa permisi, ini termasuk bentuk spam.

7. Jangan berteriak-teriak.
Menulis dengan mengaktifkan huruf besar (tombol "Caps Lock") dapat diartikan sebagai pertanda kemarahan. Orang mungkin
menganggap anda sebagai pengguna internet yang tidak baik, atau tidak sopan sama sekali.

8. Jangan mudah "terbakar", over-reaksi, atau terburu-buru menghapus suatu email tanpa berusaha memikirkannya dgn baik.
Dalam bahasa tulis, kita memiliki waktu untuk memikirkan bagaimana kita merespon atas sesuatu email yang membuat kita
marah. Begitu juga dengan beremail ria. Bila anda merasa dipenuhi dengan emosi yang kuat, kemudian menulis balasan dengan
emosional pula, maka sebaiknya jangan keburu anda
kirim email tersebut. Simpanlah dulu dalam "draft folder" selama beberapa hari untuk dibaca ulang.
Banyak persahabatan yang hancur gara-gara terburu-buru menanggapi suatu email tanpa berusaha memikirkannya dengan
bijaksana.

9. Bersabarlah dalam menunggu "reply".
Ketahuilah, orang tidak hanya hidup dengan internet.
Mereka mungkin tidak membalas email anda dengan segera.
Masih banyak orang yg men-cek email mereka seminggu sekali.

10. Akuilah bahwa tidak semua orang senang menerima segala yang anda anggap lucu.
Jangan terus-menerus mengirimkan sesuatu pada mereka yang tidak pernah membalasnya, meskipun dengan ucapan terima kasih.

Jangan lupa: Luangkan waktu juga untuk memikirkan apa yang kita forward kan dan kepada siapa kita mem-forwardkan suatu
email. Tidak semua orang setuju atau suka dengan materi yang kita forwardkan.
Untuk orang-orang tertentu, subyek-subyek tertentu (yang kita anggap lucu dan menarik atau ringan) bisa jadi sangat
sensitif dan serius!!

(diadaptasi dari The Top 10 E-mail Courtesy Suggestions,
Zoran Todorovich) On Eagle's Wings

Kerugian akibat Kemacetan di Jakarta Rp 28 Triliun Setahun


Kamis, 10 September 2009 | 14:59 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Tingkat kemacetan yang sudah dalam taraf memprihatinkan di wilayah Jakarta diperkirakan juga mengakibatkan kerugian yang diderita seluruh warga Ibu Kota. Jumlahnya mencapai sekitar Rp 28 triliun per tahun.

"Estimasi total kerugian karena dampak kemacetan di Jakarta mencapai Rp 28,1 triliun," kata pakar lingkungan Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Dr Firdaus Ali, MSc, dalam diskusi di Jakarta, Kamis (10/9).

Firdaus memaparkan, total kerugian tersebut dapat dibagi menjadi beberapa sektor, seperti kerugian akibat bahan bakar, kerugian waktu produktif warga, kerugian pemilik angkutan umum, dan kerugian kesehatan.

Jumlah kerugian yang paling besar adalah pada sektor kerugian bahan bakar yang bisa menghabiskan hingga Rp 10,7 triliun per tahun. Kerugian bahan bakar dihitung dari banyaknya BBM yang terbuang karena kendaraan terjebak kemacetan.

Adapun jumlah kerugian terbesar kedua adalah kerugian waktu produktif warga negara yang diperkirakan mencapai Rp 9,7 triliun per tahun.

Namun, yang paling dicemaskan adalah kerugian di sektor kesehatan, yaitu sebanyak Rp 5,8 triliun per tahun. Kerugian kesehatan antara lain karena stres atau faktor polutan asap yang keluar saat kemacetan dan terhirup oleh warga Ibu Kota lainnya yang sedang melintas.

Sementara itu, kerugian yang diderita pemilik angkutan umum bisa mencapai Rp 1,9 triliun per tahun karena berkurangnya jumlah rit yang bisa ditempuh angkutan umum akibat macet.

Hal tersebut, ujar Firdaus, juga merupakan ironi karena angkutan umum merupakan salah satu faktor utama yang menjadi penyebab kemacetan di Ibu Kota.

Angkutan umum menjadi penyebab macet antara lain karena perilaku sopir yang suka ngetem atau menunggu lama di suatu titik jalan untuk mengangkut penumpang. Padahal, hal itu malah mengakibatkan tersendatnya arus lalu lintas.

Sementara itu, pembicara lainnya, Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat UI Prof Dr Umar Fahmi Achmadi, MPH, PhD, mengemukakan, bidang transportasi memberikan kontribusi sekitar 80 persen dari pencemaran udara.

Umar juga memaparkan, beberapa jenis bahan pencemar polusi udara dapat berdampak antara lain pada organ paru-paru (asma, bronkitis, dan pneunomia), kardiovaskular, sistem saraf, serta liver-ginjal.

8 Pemuda Luar Biasa Yang Mengubah Dunia

1. Mark Zuckerberg (kini 25 tahun/asal AS)
Ketika menciptakan situs jejaring sosial Facebook, Mark Zuckerberg baru berusia 19 tahun. Ia membuat Facebook untuk membantu membangun jaringan sosial bagi remaja di kampusnya saat itu, Universitas Harvard, Amerika Serikat.

Kini, Facebook merupakan situs jejaring sosial terbesar kedua setelah MySpace. Di bawah pimpinan Sang Penemu, situs ini terus tumbuh hari demi hari. Jutaan pengguna baru terus mendaftar setiap bulan!

2. Steve Shih Chen (31 tahun/Taiwan- AS), Jawed Karim (30 tahun/Jerman- AS), Chad Hurley (32 tahun/AS)
Keduanya adalah pencipta dari situs "berbagi video online", YouTube. Mereka mendirikan YouTube pada 2005. Ketika itu, Chad berusia 28 tahun dan Steve 27 tahun.

Pada Oktober 2006, YouTube diakuisisi (diambil alih kepemilikannya) oleh Google. Nilainya: 1,65 miliar dollar AS (Rp16,9 triliun).

3. Jerry Yang (40 Tahun/Taiwan- AS) dan David Filo (42 tahun/AS)
Pada tahun 1995, kedua orang ini menemukan Yahoo!, situs mesin pencari kedua terbesar setelah Google. Saat itu, Jerry berusia 26 tahun dan Filo 28 tahun.

Tahun lalu, perusahaan raksasa Microsoft sempat ingin membeli Yahoo!. Nilai tawaran yang dibicarakan: 44,6 miliar dollar AS (Rp458,8 triliun). Rencana ini memang batal. Setelah itu, Microsoft dan Yahoo! tidak menampik mengenai kemungkinan kerja sama di masa mendatang.

4. Matt Mullenweg (25 tahun/AS)
Matt Mullenweg adalah pencipta situs penyedia blog gratisan: WordPress. Ia mulai baru berusia 19 tahun ketika mulai menciptakan cikal bakalnya.

WordPress menjadi tenar dalam waktu singkat. Alasannya, situs ini mudah dipakai dan selalu diperbarui. Hingga tahun 2008, tercatat ada 230 juta pengakses tetap dengan 6,5 miliar halaman WordPress yang bisa dilihat. Lalu, ada 35 juta posting baru dengan tambahan rata-rata empat juta posting setiap bulan.
Matt, yang pernah datang ke Jakarta pada Januari 2009 ini mengatakan, ia tidak akan menjual WordPress ke perusahaan besar dengan harga' selangit'. Ia juga bilang, tidak mencari keuntungan dari WordPress. Keuntungan sudah ia dapatkan dari beberapa perusahaan, yang dimilikinya.

5. Tom Anderson (38 tahun/Amerika Serikat)
Tom Anderson merilis MySpace pada bulan Agustus 2003. Ada kesimpang siuran data mengenai usianya saat itu, namun berbagai sumber menyebut Tom berusia kurang dari 30 tahun ketika menciptakan MySpace.

Saat ini, MySpace adalah salah satu situs jejaring sosial paling besar di dunia, yang bersaing ketat dengan Facebook. MySpace telah digunakan lebih dari 100 juta orang, dengan pengguna terbesar berasal dari kawasan Amerika Serikat.

Kelebihan MySpace terletak pada bidang musik. Ketika fasilitas musik terbaru (yaitu "audio streaming" gratis) diluncurkan pada 25 September 2008, hanya dalam beberapa hari saja, ada miliaran lagu yang didengarkan oleh para penggunanya. Kelebihan ini membuat banyak orang memperkirakan bahwa MySpace bisa mempengaruhi industri musik di internet.

6. Blake Aaron Ross (23 tahun/AS)
Blake Ross adalah pemuda jenius yang menciptakan Mozilla, fasilitas penjelajah internet. Mozilla diluncurkan untuk umum pada November 2004. Saat itu, usia Blake baru 19 tahun!

Mozilla kemudian digabungkan dengan Firefox, program yang diciptakannya bersama Dave Hyatt. Maka, setelah itu, namanya menjadi Mozilla Firefox.

Dengan cepat, Mozilla Firefox diterima para pengguna internet di dunia. Ia, antara lain, dinilai lebih aman dan mudah dipakai (dibandingkan dengan para kompetitornya) . Ia juga dinilai mampu merebut sebagian pasar fasilitas penjelajah internet, yang selama ini dikuasai oleh Microsoft Internet Explorer.

Banyak orang memuji kesuksesan Blake Ross. Direktur engineering Yayasan Mozilla, Chris Hoffman, mengatakan, "Dalam dunia € ’±Open Source', posisi seseorang tergantung pada keahliannya. Dan Blake Ross memiliki semua keahlian yang dibutuhkan."

7. Pierre Omidyar (41 tahun/Perancis- AS)
Pierre Omidyar merilis eBay pada 4 September 1995. Saat itu, usianya 28 tahun.

eBay adalah situs lelang online. Awalnya, Pierre membuat eBay untuk menolong seorang teman dekat yang ingin menjual sebuah produk. Namun, tak lama kemudian, eBay berkembang pesat menjadi lahan bisnis yang amat prospektif. Kini, eBay adalah situs lelang online terbesar di dunia.

Menurut Pierre, dalam sebuah wawancara, kesuksesan eBay tidak lepas dari dua hal. Pertama, kuatnya komunitas penjual dan pembeli, yang jumlahnya mencapai ratusan juta orang. Kedua, nilai-nilai baik yang dianutnya. Dalam bisnis, eBay percaya bahwa pada dasarnya setiap manusia itu baik dan setiap orang memiliki suatu keunggulan yang bisa diberikan kepada orang lain. Selain itu, eBay percaya bahwa kejujuran dan keterbukaan bisa membawa kebaikan pada diri manusia. Maka, aturan "emas" eBay adalah mengakui dan menghormati setiap orang sebagai individu yang unik. eBay pun berharap para anggotanya bisa mengikuti contoh yang diberikan.

8. Larry Page (36 tahun/AS) dan Sergey Brin (35 tahun/AS)
Keduanya merilis Google pada 4 September 1998. Saat itu, mereka baru berusia 25 tahun dan 24 tahun. "Kantor" pertama mereka adalah garasi.

Google, mesin pencari yang bisa menampilkan segala jenis informasi ini, disukai banyak orang - terutama para mahasiswa. Maka, hanya dalam tempo waktu beberapa tahun saja, Google bisa berkembang amat pesat dan meraup keuntungan miliaran dollar AS. Kini, Google bisa disebut sebagai mesin pencari nomor satu di dunia.

Kisah sukses Larry Page dan Sergey Brin dalam menciptakan dan mengembangkan Google telah menjadi inspirasi bagi banyak orang muda di dunia ini, khususnya para penggemar teknologi informasi. Mereka berharap bisa membuat program baru yang berguna bagi masyarakat dunia dan menguntungkan dari segi finansial.

Selasa, 08 September 2009

" Karikatur Pemilihan Software "



Di dalam kartun di atas menceritakan tentang suatu kontes yang di ikuti oleh berbagai source, tapi terbagi menjadi dua disinimengenai source yang open serta source yang bajakan.

Disini juga kita disuruh untuk memilih antara dua source, yaitu yang open atau yang bajakan. Dan semua orang memilih yang open Source yang userfriendly dan gratis pula.

Mengomentari sedikit tentang open source serta bajakan, dari segi kerugian masih banyak orang yang menggunakan software bajakan, serta beranggapan bahwa software open source itu pasti tak user friendly. Ini kisah nyata, masih banyak sekali programmer (ngak cuman programmer) di solo ini yang masih menggunakan software bajakan.

Padahal dengan software bajakan itu mereka mendapatkan hinaan secara tidak langsung dan cemoohan dari banyak orang. Tapi dari segi keuntungan mereka lebih suka karena asik digunakan dan menghasilkan banyak uang, serta mereka sudah merasa dekat dengan software bajakan itu.

Ada satu tangan yang menunjuk ke software bajakan, yang menandakan masih banyak orang Indonesia yang masih suka menggunakan software bajakan dan mungkin tidak mau pindah ke software Open source. Maka dari itu dia menunjuk software bajakan sebagai pilihan nya.

Mereka sembunyi-sembunyi memakai software bajakan dan memanfaatkan nya dengan sangat tidak baik. Dan mereka takut akan ketahuan menggunakan software bajakan jadi penulis memberikan nya pada bagian pojok dan tersembunyi.

Kenapa pula penulis memberikan warna hijau pada di penunjuk software bajakan, karena penulis memberitahukan bahwa orang yang menggunakan software bajakan, cover nya saja dia memilih software open souce tapi kenyataan nya dia malah milih software bajakan.


Tulisan ini dibuat untuk menyukseskan Lomba Blog Open Source P2I-LIPI dan Seminar Open Source P2I-LIPI 2009


Semoga IGOS dapat terus berkembang di Indonesia, dan insya allah negara kita akan menjadi negara pintu gerbang open source di asia, atau bahkan di dunia. Amin

Mengimpor Blog dari WordPress ke Blogger

Tidak perlu capek2 copy paste. Ikuti langkah-langkah berikut:

1. Login ke WordPress dan masuk ke Dashboard.
2. Klik tab Manage di bawah nama Blog.
3. Klik link Export di bawah tab Manage
4. Download file eksport WordPress WXR dengan mengklik Download Export File

5. Simpan file ke harddisk
6. Buka http://wordpress2blogger.appspot.com/ Pada no. 6 masuk ke form, browse dan pilih dokumen WXR disimpan tadi kemudian klik Convert. Simpan file konversi ini ke harddisk. File ini berisi post/komentar pada WordPress.
7. Masuk ke Dashboard Blogger. Atau buat blog baru dengan mengklik Create a Blog
8. Setelah Login klik Setting-klik import pada Import Blog Tool. Ikuti instruksi selanjutnya. Upload file hasil konversi tadi saat diminta.
9. Setelah selesai langkah-langkah mengimpor, kini Anda memiliki post-post yang diimpor dari WordPress Anda. Anda dapat langsung mempublikasikannya ke Blogger.

Catatan: aplikasi wordpress2blogger ini hanya mengizinkan file eksport dibatasi tidak lebih dari 1 Mb.


Minggu, 06 September 2009

Ikuti Kontes SEO ini dan manangkan hadiah nya


Selamat berlomba dengan jujur dan menjunjung sportivitas. Pastikan anda membaca peraturan yang ditetapkan dan terus mengikuti berita terbaru seputar kontes ini.

Kontes SEO Cinta Pandeglang "Kenali dan Kunjungi Objek Wisata di Pandeglang"

Cintapandeglang.com sebagai visualisasi kecintaan kami (Urang Pandeglang) akan Pandeglang, mencoba menggebrak dunia maya, menggemparkan blogger se Indonesia dengan menyelenggarakan kontes SEO Cinta Pandeglang "Kenali dan Kunjungi Objek Wisata di Pandeglang" berhadiah total puluhan juta.

Pandeglang adalah tempat yang indah dengan keanekaragaman objek wisata dan budayanya.Dan ini yang harus diexpose kepada dunia.

Hadiah puluhan juta menanti anda!!!
Berikut rincian hadiahnya :

1.Juara pertama mendapatkan Note Book ACER Aspire 4736Z-421G25Mn
2.Juara kedua mendapatkan Blackbery Javelin 8900
3.Juara ketiga mendapatkan uang tunai Rp. 1.000.000,-
4.Juara ke-4 sampai ke-6 mendapatkan uang tunai Rp. 500.000,-
5.Juara ke-7 sampai ke-10 mendapatkan uang tunai Rp. 250.000,-

Waktu perlombaan :
Dimulai pada tanggal 17 Agustus 2009 pukul 00.00 WIB sampai dengan 17 November pukul 24.00 WIB

Kata Kunci/ Keyword yang dilombakan:
Kenali dan Kunjungi Objek Wisata di Pandeglang

Syarat dan Ketentuan yang harus diperhatikan:

1.Peserta harus melakukan registrasi di cintapandeglang.com
2.Peserta harus memposting/menulis artikel dengan tema keindahan objek wisata di pandeglang di blog atau webnya masing masing.
3.Panjang artikel minimal 400 kata dan harus me- linkback ke cintapandeglang.com.
4.Peserta harus mencantumkan alamat url postingannya bukan nama domain web atau blognya pada saat melakukan registrasi di cintapandeglang.com.
5.Blog ataupun Artikel tidak boleh menyinggung SARA,berbau pornografi dan melanggar undang undang yang berlaku.
6.Pemenang kontes adalah peserta yang blog atau situs webnya (url postingan dan bukan nama domainnya saja) tercantum di Google.co.id pada 17 Nopember 2009 pukul 24.00 WIB, pada “telusuri web”, bukan “halaman dari Indonesia” di urutan 1-10.
7.Postingan yang semata mata berita kontes tidak akan dimasukan dalam perhitungan. Jadi andaikan pada akhir batas perlombaan terdapat artikel berita kontes yang masuk dalam 10 besar, itu tidak termasuk pemenangnya. Dan akan diganti pada urutan berikutnya. Maka dari itu, anda harus segera edit jika artikel yang anda lombakan seperti itu.Tetapi jika postingan anda ditulis sesuai dengan tema yang diharuskan, namun juga menambahkan sedikit informasi soal berita kontes, maka itu dianggap sah dan dimasukkan sebagai artikel peserta. Paling tidak materi harus didominasi oleh tulisan tentang objek wisata di pandeglang. Infomasi kontes boleh dicantumkan sedikit/belakangan atau di postingan lain.
8.Panitia berhak meninjau ulang peraturan seperti menambah, mengurangi peraturan menyesuaikan dengan perkembangan kompetisi lomba.Termasuk hadiah yang ditawarkan dengan nilai yang lebih tinggi. Untuk hal yang ini tidak bisa diganggu gugat.
9.Peserta wajib memasang banner kontes seo cintapandeglang.com di blognya.

Kenali Dan Kunjungi Objek Wisata Di Pandeglang

10.Domain blog atau web tidak boleh menggunakan kata kunci/keyword yang diperlombakan

Sumber klik Disini

Selasa, 01 September 2009

" Sarjana & Kerja "

Senin, 31 Agustus 2009 | 11:37 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengusaha Ciputra mengatakan, akar musabab kemiskinan di Indonesia bukan semata akibat akses pendidikan, karena hal itu hanya sebagian, melainkan karena negara tidak menumbuhkembangkan entrepreneurship dan jiwa entrepreneur dengan baik pada masyarakatnya.

"Kita banyak menciptakan sarjana pencari kerja, bukan pencipta lapangan kerja, itu membuat masyarakat kita terbiasa makan gaji sehingga tidak mandiri dan kreatif," ujar Ciputra di hadapan peserta seminar "Entrepreneurship Inspiring Our Journey" yang digelar di SMA Kolese Kanisius, Jakarta, Sabtu (29/8).

Entrepreneur atau wirausahawan, kata pria yang akrab disapa Pak Ci' ini, adalah seseorang yang mampu mengubah kotoran atau rongsokan menjadi emas. Dengan demikian, kata dia, negara selama ini hanya mencetak begitu banyak sarjana yang hanya mengandalkan kemampuan akademisnya, tetapi menjadikan mereka lulusan yang tidak kreatif.

"Malaysia punya lebih banyak wirausahawan daripada Indonesia, kini mereka lebih maju karena pendapatannya yang empat kali lebih besar dari Indonesia," ujar Pak Ci'.

Sarjana pencari kerja

Makin banyak entrepreneur, sejatinya semakin makmur suatu negara. Ilmuwan dari Amerika Serikat (AS) David McClelland pernah menjelaskan bahwa suatu negara disebut makmur jika minimal mempunyai jumlah wirausahawan minimal 2 persen dari jumlah penduduk di negara tersebut.

Menurut Ir Antonius Tanan, Direktur Human Resources Development (HRD) Ciputra Group yang juga menangani Ciputra Entrepreneurship School (CES), bahwa pada 2007 lalu AS memiliki 11,5 persen wirausahawan di negaranya.

Sementara itu, Singapura memunyai 4,24 juta wirausahawan pada 2001 atau sekitar 2,1 persen. Namun, empat tahun kemudian jumlah tersebut meningkat menjadi 7,2 persen, sedangkan Indonesia hanya memiliki 0,18 persen jumlah wirausahawan.

"Negara kita terlalu banyak memiliki perguruan tinggi dan terlalu banyak menghasilkan sarjana, tetapi sayangnya tidak diimbangi dengan banyaknya lapangan kerja," tandas Antonius.

"Akhirnya kita hanya banyak melahirkan pengangguran terdidik, tahun 2008 kita punya 1,1 juta penganggur yang merupakan lulusan perguruan tinggi," ujarnya.

Data tahun 2005/2006, misalnya, lanjut Antonius, terdapat 323.902 lulusan perguruan tinggi yang lulus. Kemudian dalam waktu 6 bulan dari Agustus 2006 sampai Februari 2007, jumlah penganggur terdidik naik sebesar 66.578 orang.

"Generasi muda kita tidak memiliki kecakapan menciptakan pekerjaan bagi dirinya sendiri karena mereka terbiasa berpikir untuk mencari kerja," ujar Antonius.

" Bisakah Kita Kayak Malaysia "

Ternyata saya mendapat info bahwa, perguruan Tinggi negeri (PTN) di Malaysia memang sedang tancap gas sejak lima tahun terakhir. Dari lima PTN terbesar, empat diantaranya mendapat status research university dan diganjar duit riset (saja) sekitar Rp 210 M per tahunnya; satu PTN malah dapat dana riset lebih 'gila' lagi dan ditargetkan masuk 100 world ranking university dalam waktu 10 tahun. Makanya mereka banyak perlu tenaga peneliti yang profesional [dimana lagi nyarinya yang mau dikasih beasiswa atau gaji dan fasilitas yang lebih besar yang biasa didapatkan di negara asalnya, he he he].



Urusan berikutnya adalah kualifikasi tenaga pengajar yang kudu S3, mereka pun tidak pandang bulu untuk urusan begini. Pensyarah/dosen yang belum S3 statusnya kerja kontrak, kalau dia gagal studi S3 maka langsung dipecat; berhubung tingkat kelulusan S3 memang tidak pernah tinggi (maksimal pun sekitar 60-70%), sasaran rekrutmen untuk memenuhi target ini balik lagi ke Indonesia lagi [konon target per tahunnya saja kudu dapat ratusan dari warga serumpun ini]. Nah mereka ini ditargetkan kudu publish dua paper di jurnal nginternasional yang punya impact factor per tahun, bila tidak siap-siap disisihkan juga.