Minggu, 13 September 2009

Guru PNS Akan Dimutasi, Dipetakan Sesuai Kemampuan

KLOJEN - SURYA- Para pelajar, bersiaplah kehilangan guru favoritmu. Karena rencananya, Dinas Pendidikan Kota Malang bakal segera mengadakan pemetaan ulang kebutuhan tenaga guru.

Memang belum jelas kapan rencana ini akan direalisasi, yang pasti, saat ini Dindik sudah memulai proses pemetaan yang disebut-sebut akan memutasi beberapa orang guru itu. Menurut Kepala Bidang Tenaga Fungsional Pendidikan Menengah Dindik Kota Malang, Dra Zubaidah, pemetaan ulang ini bertujuan agar kualitas tenaga pengajar di tiap sekolah merata.
”Artinya, agar tidak terjadi guru-guru bagus menumpuk di sekolah tertentu, dan sebaliknya,” ujar Zubaidah, ditemui Senin (7/9), di ruang kerjanya.

Zubaidah membantah bila rencana ini merupakan usaha Dindik ‘menghukum’ guru-guru yang selama ini kerap mbalelo terhadap kebijakan Dindik. Alasannya, rencana mapping ulang ini merupakan program Depdiknas yang juga berlaku di kota lain.

Selain itu, lanjut Zubaidah, kebijakan ini berlaku buat semua guru PNS tanpa kecuali. ”Nanti semua guru akan mengisi semacam quesioner, sehingga terpetakan kualitas SDM-nya. Baru setelah itu, kita bandingkan dengan kebutuhan tiap sekolah. Dengan begitu, pada akhirnya kualitas guru di semua sekolah bagus semua,” ucap Zubaidah.

Kepala Sekolah SMPN 21, Hadi Harianto, memandang hal ini sebagai sesuatu yang baik. Menurut Hadi, pemetaan ulang dari Dindik bakal menambal lubang yang selama ini menganga di tiap sekolah. ”Selama ini pemetaan dari propinsi kurang pas, karena mereka tidak tahu kondisi real-nya bagaimana. Nah, kalau pemetaan dari Dindik, itu bagus. Alasannya, Dindik punya data akurat kelebihan dan kekurangan guru di tiap sekolah,” timpal Hadi.

Mengenai mereka yang sudah terlanjur enak di sekolah-sekolah mapan, Ketua MKKS SMP Negeri Kota Malang ini mengatakan, mereka harus legowo bila diminta pindah oleh Dindik. ”Ingat, sebelum mereka jadi PNS, mereka dulu sudah setuju untuk ditempatkan dimana saja. Mutasi itu resiko seorang PNS,” kata Hadi.

Untuk menghindari konflik, Hadi menyarankan, Dindik sebaiknya melakukan sosialisasi hal ini kepada warga sekolah jauh-jauh hari sebelum pelaksanaan. Menurut Hadi, bila dilaksanakan secara tiba-tiba, pemutasian guru memang rentan mengundang aksi protes para murid, seperti halnya yang pernah terjadi di SMA Negeri 3.

”Kalau sudah ada sosialisasi, murid-murid akan paham mengapa guru mereka dipindah ke sekolah lain,” ujar Hadi. ab

Sumber http://klubguru.com/2-view.php?subaction=showfull&id=1252477689&archive=&start_from=&ucat=1&

Tidak ada komentar: