KOMPAS.com edisi 1 September 2009 memberitakan bahwa kepolisian sektor Jagoi Babang, Kabupaten Bengkayang, telah menggagalkan perdagangan bayi dari Pontianak tujuan Malaysia, Minggu (30/8) malam. Pelaku utama belum tertangkap, tetapi polisi menangkap seorang kurir yang mengaku dititipkan bayi tersebut, kata Kepala Polsek Jagoi Babang Inspektur Satu Mediayanto, di Polsek Pontianak Utara, Senin (31/8)
malam.
"Awalnya kami mendapat laporan masyarakat melalui SMS. Katanya ada seseorang yang mau jual bayi ke Malaysia, dan saat itu bayinya masih di Seluas (Kecamatan), " kata Mediayanto.
Seorang Kurir berinisial Tn (35)ditangkap polisi di rumahnya di Seluas, Minggu malam, sekitar pukul 20:00 WIB. Tn ditangkap bersama bayi laki-laki
yang baru berusia satu bulan. Tn adalah warga Seluas yang sehari-hari bekerja sebagai pedagang dan sering keluar masuk Malaysia.
Bayi tersebut akan dibawa ke Serikin, Malaysia melalui kawasan Jagoi Babang.
Kapolsek Jagoi Babang bersama beberapa anggotanya langsung menuju ke Pontianak, ketika Tn diketahui membawa bayi itu dari Pontianak. Polisi juga membawa Tn untuk menunjukkan rumah tempat dia mengambil bayi tersebut. Sedangkan, bayi yang hendak dijual saat ini dititipkan di Rumah Sakit Umum Bengkayang.
Sebelumnya Kompas.com edisi, 31 Maret 2009 j memberitakan bahwa enam gadis asal Pujon, Kepanjen, dan Kota Batu menjadi korban perdagangan manusia yang akan dipekerjakan sebagai PSK. Mereka adalah As (23) dan Sw (24), warga Temas Batu; Sm (21), warga Kepanjen; serta Um, Ra, dan Rp masing-masing berusia 14 tahun asal Pujon.
Beruntung keenam korban bisa diselamatkan Polres Batu ketika mereka akan dibawa dari Batu menuju bandara untuk diterbangkan ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Saat diminta turun dari mobil, para korban terlihat bingung. Mereka tak tahu mengapa diperiksa polisi karena niat mereka ke Palangkaraya untuk bekerja sebagai karyawan
restoran. “Mereka dijanjikan gaji yang cukup besar sebagai pegawai restoran, makanya tertarik. Apalagi, keluarga korban juga dipinjami uang sebelum para korban diterbangkan ke Palangkaraya,” ungkap AKP Decky Hermansyah, Kasat Reskrim Polres Batu, Senin (30/3).
Di Bandung seperti diberitakan KOMfPAS.com bahwa Jajaran Polwiltabes Bandung membongkar jaringan perdagangan manusia (trafficking) berkedok jasa penyalur pekerja. Sebanyak 57 perempuan berbagai usia berhasil mereka amankan pada Jumat (7/8) malam. "Sebanyak 27 perempuan di antaranya masih di bawah umur. Masih bekasan tahun. Sisanya perempuan dewasa," kata Kepala Polwiltabes Bandung Komisaris Besar Imam Budi Supeno, Sabtu (8/8), didampingi Kepala Satuan Reserse Kriminal AKBP
Arman Achdiat.
SELANJUTNYA, baca di POTRET edisi 27 yang segera beredar. Masih banyak tulisan lain yang disajikan majalah POTRET edisi 27 ini. Waspadalah terhadap para sindikat trafficking yang senantiasa mengintai anak, perempuan dan saudara kita. Kasus trafficking hingga kini masih belum mampu diberantas oleh pemerintah. Lalu apakah kita harus menunggu inisiasi pemerintah/
1 komentar:
mudah2n kejadian kaya gitu ga akan terjadi lagi ya,amin
Posting Komentar