Tumor otak merupakan penyakit tumor yang paling sering terjadi pada anak-anak. Terdapat sekitar 1.500 anak-anak di Amerika yang didiagnosis dengan tumor otak setiap tahunnya.[1] Tumor otak adalah pertumbuhan sel yang tidak normal di dalam otak yang disebabkan oleh pembelahan sel yang tidak terkontrol. Biasanya, tumor otak dapat ditemukan di dalam otak itu sendiri, di jaringan saraf kepala, di selaput otak, tempurung, atau menyebar dari kanker yang lokasi utamanya terdapat pada organ lain dalam tubuh.[2]
Tumor otak dapat diklasifikasi menjadi dua jenis, yaitu primary brain tumor dan secondary brain tumor. Primary brain tumor adalah tumor yang berkembang di dalam otak, sedangkan secondary brain tumor adalah tumor otak yang bermula dari bagian tubuh lainnya dan menyebar sampai ke otak. Secondary brain tumor selalu bersifat ganas dan berakibat fatal. Primary brain tumor dapat dibagi menjadi dua macam berdasarkan sifatnya, yaitu malignant (ganas) dan benign (jinak). Tumor ganas adalah tumor yang mengandung sel-sel kanker, yang membelah dan tumbuh dengan cepat dan menginvasi jaringan-jaringan sehat di sekitarnya. Pada akhirnya, tumor malignant akan merusak, bahkan menghancurkan, sel-sel normal dan mengganggu fungsi sel tersebut. Tumor malignant dapat mengancam nyawa pasien. Di lain pihak, tumor benign bersifat lebih jinak daripada tumor malignant. Tumor jinak ini dapat hidup bersama sel-sel normal. Akan tetapi, terkadang tumor jenis ini dapat menyebabkan gangguan neurologis atau saraf, seperti kejang-kejang, perubahan sifat dan hilangnya ingatan, dan juga dapat mengganggu fungsi otak yang vital. Oleh sebab itu, beberapa tumor otak yang jinak ini juga dapat bersifat berbahaya bagi nyawa pasien.[3]
Tumor otak dapat muncul pada usia berapa pun. Tumor otak yang muncul pada balita dan anak-anak memiliki sifat yang berbeda dari tumor otak pada orang dewasa, baik dari segi tipe sel maupun pengaruh pengobatan.[4] Sebagian besar tumor otak jarang muncul pada tahun pertama anak-anak, tetapi tipe tumor tertentu biasanya muncul pada usia tertentu. Beberapa jenis tumor otak yang sering ditemukan pada anak-anak antara lain astrocytomas, brainstem gliomas, ependymomas, dan medulloblastomas.[5]
Astrocytomas biasanya bersifat noncancerous atau tidak ganas, dan mengandung kista yang berkembang dengan perlahan. Biasanya tumor otak ini berkembang pada anak-anak usia 5 hingga 8 tahun. Brainstem glioma adalah tumor otak yang hanya muncul pada anak-anak. Usia rata-rata di mana tumor ini berkembang adalah pada usia 6 tahun. Tumor ini dapat tumbuh menjadi sangat besar sebelum menimbulkan gejala-gejala. Ependymomas mencakup 8-10% dari tumor otak anak-anak. Tumor jenis ini ditemukan di dalam saluran yang sangat kecil (ventrikula) di dalam otak, dan menutup aliran cairan otak serebrospinal (cerebrospinal fluid, CSF). Tumor otak yang paling sering ditemukan pada anak-anak adalah medulloblastoma. Tumor otak ini lebih sering muncul pada anak laki-laki daripada anak perempuan, biasanya pada usia 5 tahun. Pada umumnya, medullloblastoma muncul sebelum usia 10 tahun.[6]
Hingga saat ini, penyebab tumor otak masih belum diketahui, tetapi terdapat beberapa faktor resiko yang dapat berperan dalam terbentuknya tumor otak, antara lain terjadinya radiasi pada otak dan penyakit turunan yang dapat meningkatkan resiko terbentuknya tumor otak, seperti neurofibromatosis, sindroma Von Hippel-Lindau, sindroma Li-Fraumeni, dan sindroma Turcot[7] Umumnya tumor otak mengandung ketidaknormalan pada gen yang berkaitan dengan kontrol siklus sel, yang mengakibatkan pertumbuhan sel yang tidak dapat dikendalikan. Ketidaknormalan ini disebabkan oleh perubahan yang terjadi di dalam gen, atau oleh penyusunan kromosom yang dapat merubah fungsi gen. Anak-anak yang mendapatkan terapi radiasi di kepala sebagai bagian dari pengobatan untuk penyakit lain juga memiliki faktor resiko yang lebih tinggi untuk terbentuknya tumor otak baru.[8] Faktor penyebab eksternal, seperti penggunaan telepon genggam, terjadinya cedera otak, atau pengaruh zat kimia tertentu atau medan magnetik masih dalam tahap penelitian. Hingga saat ini, masih belum ditemukan hubungan yang erat antara faktor-faktor resiko tersebut dengan tumor otak, tetapi penelitian lebih lanjut masih sangat dibutuhkan.[9]
Intensitas gejala-gejala tumor otak pada tiap individu bergantung pada lokasi tumor secara spesifik, jenis tumor, dan juga ukuran tumor. Rasa mual, mati rasa pada anggota tubuh, dan kejang-kejang merupakan gejala-gejala utama tumor otak. Selain itu, sakit kepala yang dialami oleh penderita tumor otak sangatlah kuat dan biasanya terjadi pada pagi hari. Para penderita biasanya mengalami kesulitan dalam mengatasi sakit kepala tersebut dengan obat-obat sakit kepala biasa. Kejang-kejang terjadi akibat perubahan aliran cairan pada otak. Penderita tumor otak terkadang mengalami masalah medis seperti hilang ingatan, kesulitan berbicara, kebingungan, dan lainnya. Pada umumnya, penderita mengalami kesulitan untuk konsentrasi karena keberadaan tumor pada otak. Selain itu, perubahan personalitas atau kepribadian juga dapat terjadi pada penderita tumor otak.[10]
Tumor otak didiagnosis dengan menggunakan teknologi komputer mutakhir yang dapat menggambarkan otak dengan berbagai cara. Terdapat berbagai pilihan metode untuk memeriksa keberadaan tumor otak, antara lain tes neurologis (neurologic exam), Magnetic Resonance Imaging (MRI), dan CT scan.[11]
Pada tes neurologis, dokter akan memeriksa penglihatan, pendengaran, kewaspadaan, kekuatan otot, koordinasi, dan gerak refleks. Dokter juga akan memeriksa mata untuk mencari pembengkakan yang disebabkan oleh tumor yang menekan saraf yang menghubungkan mata dengan otak. MRI adalah mesin besar dengan medan magnet yang kuat dan terhubung ke komputer untuk membuat gambaran detail dari daerah di dalam kepala. Terkadang, zat pewarna khusus dimasukkan ke dalam pembuluh darah dari lengan atau tangan untuk membantu memperlihatkan perbedaan pada jaringan otak. Gambaran yang dihasilkan dapat menunjukkan daerah yang tidak normal, seperti tumor. CT scan menggunakan mesin sinar-X yang juga dihubungkan ke komputer untuk mendapatkan gambar-gambar detail kepala pasien. Pada tes ini juga dapat diinjeksi zat pewarna khusus agar daerah yang tidak normal dapat lebih mudah terlihat.[12]
Dalam kasus tertentu, dokter akan mengusulkan agar pasien mengambil tes lain, seperti tes angiogram, spinal tap, dan biopsi (biopsy). Pada tes angiogram, zat pewarna diinjeksi ke dalam aliran darah yang membuat pembuluh darah menjadi terlihat dalam gambaran sinar-X. Bila terdapat tumor, hasil sinar-X akan menunjukkan tumor atau pembuluh darah yang memberi nutrisi kepada tumor. Pada tes spinal tap, dokter akan mengambil sampel cairan serebrospinal (cairan yang memenuhi ruang di dalam otak). Cairan yang diambil akan diuji di dalam laboratorium untuk diperiksa keberadaan sel-sel kanker atau tanda-tanda kelainan lainnya. Pengambilan jaringan untuk mencari keberadaan sel-sel tumor disebut dengan biopsi. Seorang ahli akan melihat sel-sel tersebut di bawah mikroskop untuk memeriksa keberadaan sel-sel abnormal. Tes biopsi dapat melihat kanker, perubahan jaringan yang dapat menjadi kanker, dan kondisi lainnya. Tes biopsi adalah satu-satunya cara yang dapat mendiagnosa tumor otak dengan pasti, membantu mengetahui tingkat keparahannya, serta merencanakan pengobatan.[13]
Jika setelah diagnosis ditemukan tumor pada otak, terdapat beberapa metode penanganan atau pengobatan. Pengobatan awal dapat meningkatkan peluang didapatkannya hasil yang baik. Akan tetapi, pengobatan bergantung pada ukuran dan tipe tumor, serta kesehatan anak secara keseluruhan. Metode-metode berikut merupakan pengobatan untuk tipe tumor tertentu, yaitu untuk astrocytoma, adalah dengan operasi; brainstem glioma dengan radiasi dan chemotherapy untuk mengecilkan ukuran tumor dan memperpanjang jangka hidup, karena untuk tipe tumor ini metode operasi tidak dapat dilakukan; ependymoma dengan kombinasi operasi, terapi radiasi, dan chemotherapy; dan medulloblastoma dengan chemotherapy dan radiasi, dan juga dengan kombinasi perlakuan operasi.[14]
Metode operasi umumnya diperlukan untuk hampir semua tipe tumor otak utama (primary brain tumor). Beberapa tumor dapat dibersihkan secara menyeluruh. Namun, tumor yang berada di dalam jaringan hanya dapat direduksi, karena tidak dapat diambil atau dibersihkan secara menyeluruh. Pada kasus di mana tumor dapat dibersihkan, metode operasi dapat mengurangi tekanan dan meringankan gejala-gejala. Metode radiasi dan chemotherapy dapat digunakan untuk tipe tumor tertentu. Selain metode-metode tersebut, pengobatan lainnya juga dapat digunakan untuk menangani primary brain tumor pada anak-anak. Pengobatan tersebut dapat menggunakan medikasi corticosteroid, seperti dexamethasone, untuk mengurangi pembengkakan otak, diuretics (urea atau manitol) untuk mengurangi pembengkakan dan tekanan, anticonvulsants (phenytoin atau levetiracetam) untuk mengurangi kejang-kejang, dan medikasi-medikasi untuk mengatasi rasa sakit.[15]
Tumor otak pada anak-anak adalah penyakit yang sangat berbahaya dan dapat berakibat fatal. Menurut para ahli dari NCBI, tiga dari empat anak dapat bertahan hidup setelah didiagnosa dengan tumor otak. [16] Oleh sebab itu, penting bagi orang-tua untuk mengenali gejala-gejala tumor otak sejak awal agar dapat segera diatasi dengan tepat sehingga komplikasi atau efek samping dari penyakit ini, seperti kerusakan pada sistem saraf, dapat dicegah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar