SURABAYA (SI) – Seluruh guru di Jatim diharapkan memili satu unit laptop untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar.Asosiasi Klub Guru Indonesia bahkan telah menjalin kerjasama dengan Telkom Divre 5 Jatim dan Intel untuk program Satu Guru Satu Laptop (Sagusala) di Jatim.
”Untuk program Sagusala ini,kami juga bekerjasama dengan Telkom Divre 5 Jawa Timur dan Intel.Sampai saat ini, laptop Sagusala ini sudah terpasang konten berbagai pelajaran hingga 40 Giga Bite,” ujar Ketua Asosiasi Klub Guru Indonesia Satria Dharma kemarin. Menurut dia, program Sagusala merupakan salah satu bentuk transformasi pendidikan yang memiliki dampak positif bagi proses belajar mengajar di sekolah.
Pasalnya, tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi menjadi bagian penting bagi kehidupan sehari-hari. Program Sagusala, kata dia, sangat memungkinkan guru memiliki wawasan yang semakin luas saat melaksanakan tugasnya mengajar di sekolah. Sebab di dalam laptop tersebut sudah terpasang berbagai konten pengajaran sesuai dengan bidang pelajaran yang akan diajarkan, sekaligus sudah terkoneksi dengan internet .
Karena itu, pihaknya berharap agar pemerintah daerah dan pihak swasta turut mendukung program ini dengan memberikan berbagi kemudahan dan fasilitas agar para guru bisa mendapatkan laptop.Dia menambahkan, peningkatan kesejahteraan oleh pemerintah semestinya diiringi dengan upaya untuk meningkatkan kualitas para guru.
Salah satunya adalah dengan memanfaatkan teknologi informasi bagi pendidikan siswa. ”Para guru harus melek teknologi. Proses belajar dan mengajar di kelas juga harus didukung dengan berbagai informasi baru sehingga siswa akan semakin memiliki wawasan luas,”ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim Soewanto menyatakan akan mendukung program kepemilikan laptop bagi guru untuk menyukseskan program Sagusala. ”Kami sebelumnya telah menghubungi pihak perbankan untuk memberikan kredit dengan bunga ringan bagi guru yang ingin mendapatkan laptop.
Tetapi ini murni bisnis, bukan dalam bentuk subsidi,” paparnya. Meski program ini terus dikampanyekan, lanjut Soewanto,bukan berarti Pemprov atau Dindik Jatim mewajibkan tiap guru memiliki laptop. ”Program ini bukan untuk memaksa guru memiliki laptop.
Tetapi kami hanya memberikan masukan bahwa program Sagusala merupakan upaya meningkatkan kualitas dan wawasan guru,”tambahnya. Ketua Dewan Pendidikan Jatim Zainuddin Maliki menuturkan, program Sagusala yang diajukan ke Pemprov Jatim bukan kebutuhan utama bagi guru.Melihat kondisi yang ada di tiap sekolah, tidak semua guru memiliki kemampuan untuk mengoperasionalkan laptop.
Makanya, kebutuhan laptop bagi guru bukan sesuatu yang mendesak, sebab banyak kebutuhan lain untuk segera diperbaiki termasuk menambah sarana belajar di tiap sekolah. ”Jadi usulan pengadaan laptop untuk guru tidak harus dipenuhi,”ungkapnya. Zainuddin menjelaskan, guru yang ada di daerah pinggiran malah tidak tahu sama sekali tentang laptop.
Kondisi itu berbeda dengan guru yang ada di Surabaya. ”Makanya mendingan dipakai untuk perbaikan layanan pendidikan daripada memaksakan diri memberi laptop pada guru,” imbuhnya.
Sumber http://www.seputar- indonesia. com/edisicetak/ content/view/ 266502/
Diusulkan Satu Guru Satu Laptop
Sunday, 30 August 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar