Minggu, 02 Agustus 2009

" Anak Cerdas Butuh Layanan Khusus "
















Anak Cerdas Butuh Layanan Khusus

Jakarta, Kompas - Anak cerdas dan berbakat istimewa yang ber-IQ di atas
125 membutuhkan pelayanan pendidikan khusus. Tidak sebatas percepatan
studi, tetapi yang lebih penting adalah pengembangan secara maksimal
potensi diri mereka.




Seperti diberitakan sebelumnya, baru 9.551 siswa cerdas dan berbakat
istimewa mendapat layanan khusus di sekolah.
Diperkirakan ada 2,2 persen anak usia sekolah atau 1,05 juta anak
sekolah memiliki kualifikasi cerdas istimewa.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Penyelenggara, Pengembang, dan Pendukung
Anak Cerdas dan Berbakat Istimewa, yang juga pengajar di Universitas
Negeri Jakarta, Amril Muhammad mengatakan, berbeda dengan anak
berkebutuhan khusus yang mendapat pelayanan melalui sekolah luar biasa
(SLB) dan anak normal di sekolah umum, anak cerdas dan berbakat istimewa
belum mendapat pelayanan terbaik.
Beragam pilihan
Pelayanan terbaik itu bisa beragam bentuk. Tahap awal, kecerdasan dan
bakat anak dinilai. Nilai itu dijadikan dasar penyusunan program
individual oleh guru dan psikolog pendamping.
Jenis pelayanan yang ada baru kelas akselerasi di 318 sekolah. Padahal
juga dibutuhkan penguasaan substansi. Adapun kemampuan verbal dan
komunikasi juga harus baik agar apa yang mereka sampaikan mewakili
kecerdasan mereka. Program pengayaan juga dibutuhkan sesuai dengan minat
anak.
Dia menyarankan, setiap kota dan kabupaten setidaknya memiliki satu
sekolah khusus anak cerdas dan berbakat, tidak perlu mahal, tetapi
dikelola guru yang kompeten dan kreatif. ”Anak-anak itu butuh ruang
berekspresi dan bereksperimen sesuai kecerdasan dan bakatnya. Lepas dari
kekakuan birokratisasi pendidikan,” ujarnya.
Kurang terasah
Fisikawan Prof Yohanes Surya, kemarin di hadapan para guru di Surabaya
pada seminar motivasi yang diadakan harian Surya dan majalah Kuark,
mengatakan, potensi ribuan anak genius kurang terasah baik. Diduga
beberapa penyebabnya adalah karena pengajaran kurang baik dan pelajar
kurang dimotivasi agar mengeluarkan kemampuan terbaik.
Surya mengatakan, penelitian di dunia menyebutkan, ada satu orang genius
dari setiap 11.000 orang. Jadi dari 230 juta penduduk Indonesia, ada
sekitar 20.900 orang jenius. ”Mereka punya IQ minimal 160 atau setara
Einstein,” ujarnya.
Anak Indonesia yang semula tak pernah menang kompetisi tingkat dunia
kini sering memetik medali emas pada kompetisi sains dunia. Dia
membuktikan itu dengan mendidik anak-anak pedalaman Papua. ”Mereka perlu
motivasi untuk memunculkan kemampuan terbaik. Manusia secara naluriah
perlu berada dalam kondisi kritis untuk bisa mengeluarkan potensi
terpendamnya,” ujarnya. (INE/RAZ)

Tidak ada komentar: