Sabtu, 07 November 2009

Menjadi guru karena panggilan hati...

Bila dirunut dari silsilah keluarga, sejak dari sang nenek, keluarga Soenarso termasuk keluarga pedagang. Bahkan, sang nenek itu dulu memiliki industri rokok nipah rumahan dengan merk cukup ternama pada masanya, yakni Priyayi.

Meski demikian, rupanya jiwa dagang tak menurun kepada Soenarso.



Setelah rampung ikut angkat senjata di medan perang melalui Tentara Pelajar Brigade 17, panggilan hatinya memilih menjadi guru, walaupun menurutnya, sempat pula terbesit keinginan untuk menjadi tentara. “Apalagi saat itu, paru-paru saya juga divonis sedikit berkapur,” ucap lelaki penggemar nagasari Bandung dan sayur bening ini.
Sesuai dengan hobinya berolahraga, ia pun memilih menjadi guru olahraga. Sampai kini, walaupun tak sekuat dulu lagi, setiap pagi, ayah lima orang putra tersebut juga selalu menyempatkan diri untuk berolahraga meskipun sebentar.
Maka setelah menamatkan pendidikan sarjana muda olahraga di Jakarta tahun 1952, ia pun langsung mengajar di Sekolah Guru Atas (SGA) yang kemudian menjadi Sekolah Pendidikan Guru (SPG). Setahun kemudian, Soenarso pindah lagi ke Jakarta dan menjadi guru di SMA Kanisius College dengan gaji Rp 127 per bulan.
Tahun 1960, ia ditugaskan ke Ambon untuk menjadi kepala Sekolah Guru Pendidikan Djasmani (SGPD). Tak hanya sebagai kepala sekolah, Soenarso juga banyak berinovasi dengan bidang yang digelutinya, yaitu menciptakan kreasi baru gerakan-gerakan senam. Salah satunya adalah senam sandang pangan yang kemudian ditampilkan saat Bung Karno berkunjung ke Ambon. ”Itu sangat berkesan bagi saya,” tutur penerima Bintang Gerilya dari Presiden Soekarno tahun 1957.
Dilatarbelakangi keinginan untuk tetap mengabdi kepada bangsa lewat jalur pendidikan, bersama sejumlah eks Tentara Pelajar Brigade 17, pada 1979, Soenarso membuka program Pendidikan Ahli Teknik ( PAT ) sebagai embrio berdirinya Universitas Tunas Pembangunan Solo, di bawah Yayasan Perguruan Tinggi Tunas Pembangunan ( YPTTP ) Solo yang setahun kemudian resmi menjadi Universitas Tunas Pembangunan (UTP). - Oleh : Fetty Permatasari

Solopos

Tidak ada komentar: