Sebagai propinsi yang asih terbilang muda dari segi umur, bukan berarti
Banten tidak memiliki sejarah panjang. Perjalanan sejarahnya tidak
hanya dimulai pada awal pembentukan propinsi ini namun jauh sebelum
masuknya Islam ke Indonesia, bahkan sejarahnya sudah dimulai jauh
sebelum Pajajaran berdiri menjadi kerajaan yang besar di tatar sunda.
Berbagai situs purbakala dari jaman prasejarah yang banyak ditemukan di
daerah pegunungan Banten serta berbagai manuskrip menjadi bukti wilayah
ini telah didiami oleh masyarakat sejak ribuan tahun lalu dan telah
menjalin hubungan persahabatan dan perdagangan dengan masyarakat luar.
Bukti perjalanan sejarah panjang, adat istiadat dan budaya warisan
generasi pendahulu yang masih melekat dan teguh dipegang oleh masyakat,
serta potensi alam yang berlimpah merupakan modal yang tidak ternilai
bagi pembangunan daerah, sehingga hal ini perlu diperkenalkan kepada
masyarakat luas khususnya generasi muda agar pada jiwa mereka tertanam
rasa cinta dan bangga sebagai bagian dari masyarakat Banten.
Penanaman nilai sejarah dan budaya masyarakat pada generasi muda perlu
dilakukan dalam berbagai kesempatan, yaitu melalui kegiatan pendidikan
di sekolah atau pun melalui berbagai kegiatan lainnya yang dilakukan di
tengah masyarakat, terutama generasi muda.
Pengenalan peninggalan sejarah dan budaya
Keberadaan peninggalan sejarah serta adat istiadat budaya masyarakat
tradisional perlu mendapat perhatian dari pemerindah daerah untuk
dilestarikan keberadaannya, karena keberadaannya dapat dijadikan sumber
bagi upaya pengenalan nilai warisan budaya kepada generasi muda saat
ini. Memang upaya untuk melestarikan peninggalan sejarah yang tersebar
di banyak situs sejarah bukanlah suatu pekerjaan yang mudah dan tanpa
biaya, karena upaya ke arah situ selalu berbenturan dengan kepentingan
ekonomi sesaat dengan alasan pembangunan. Sehingga tidak heran jika di
daerah lain banyak situs-situs sejarah yang beralih fungsi menjadi
kawasan pemukiman atau industri. Hal ini terjadi karena kurangnya rasa
peduli pemerintah, termasuk pemerintah daerah, untuk mempertahankan dan
melestarikan keberadaan situs sejarah tersebut. Mereka lebih
mengedepankan kepentingan ekonomi sesaat dan kepentingan segelintir
orang tanpa berfikir untuk jangka panjang bagi generasi berikutnya.
Pelajaran yang berharga dari kasus tersebut semoga tidak diulangi di
wilayah Banten, karena keberadaan situs sejarah yang banyak tersebar
memang secara perhitungan ekonomi sesaat tidaklah menguntungkan, tetapi
nilai yang terkandung di dalamnya merupakan suatu potensi yang besar
melebihi potensi ekonomi sesaat. Keberadaannya akan menjadi suatu
kebanggaan bagi masyarakat dan tentunya menjadi modal bagi pendidikan
generasi muda hingga mereka tidak “pareumeun obor” akan sejarah masa
lalunya.
Salah satu bentuk pelestarian nilai sejarah pada situs-situs sejarah
yang tersebar di seluruh Banten, adalah melalui kegiatan widya wisata
bagi para pelajar. Selama kegiatan kunjungan tersebut siswa akan
memperoleh suguhan informasi berkenaan dengan sejarah panjang leluhur
mereka dan akan terjadi transformasi nilai dari generasi terdahulu ke
generasi sekarang.
Pentingnya keberadaan Museum Umum
Perjalanan panjang sejarah Banten telah meninggalkan banyak benda yang
mempunyai nilai bagi sejarah perkembangan masyarakat, selain itu
keberadaan adat istiadat budaya masyarakat yang khas dan masih dipegang
hingga saat ini perlu diperkenalkan kepada masyarakat. Upaya untuk
memperkenalkan tersebut tidaklah mungkin dilakukan jika keberadaan
benda-benda tersebut tidak dikumpulkan dalam suatu tempat, sehingga
untuk itu Banten perlu membangun sebuah Museum Umum. Karena sifat dan
fungsinya, Museum ini tidak hanya menyimpan dan memamerkan salah satu
jenis koleksi, melainkan dapat menampung berbagai koleksi yang
berkaitan dengan perjalanan sejarah budaya masyarakat serta
lingkungannya yang justru tidak dimungkinkan untuk disimpan dan
dipamerkan pada jenis Museum khusus.
Selain memamerkan benda-benda yang mengandung nilai sejarah, pada
Museum ini dapat juga dipamerkan potensi yang dimiliki oleh Daerah,
seperti potensi adat istiadat dan budaya masyarakat, potensi Sumberdaya
Alam, potensi penduduk serta berbagai potensi yang dapat dijadikan
modal bagi pembangunan daerah. Akibatnya keberadaan Museum tidak hanya
berfungsi sebagai “album Sejarah” melainkan juga dapat dijadikan
sebagai tempat untuk memperkenalkan berbagai potensi yang dimiliki
daerah sebagai modal bagi terlaksananya pembangunan.
Keberadaan Museum tidak hanya berfungsi sebagai lembaga yang
mengumpulkan dan memamerkan benda-benda yang berkaitan dengan sejarah
perkembangan kehidupan manusia dan lingkungan, tetapi mempunyai fungsi
yang sangat mulia yaitu merupakan suatu lembaga yang mempunyai tugas
untuk melakukan pembinaan dan pengembangan nilai budaya bangsa guna
memperkuat kepribadian dan jati diri bangsa, mempertebal keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan, serta meningkatkan rasa harga diri dan
kebanggaan nasional sehingga melalui transformasi nilai yang terjadi di
Museum diharapkan budaya lokal yang berkembang di masyarakat dapat
tetap lestari di tengah serbuan budaya asing yang masuk tidak
terbendung.
Bagi dunia pendidikan, keberadaan Museum sangat mendukung bagi
tercapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan. Karena
antara Museum dengan dunia pendidikan mempunyai tujuan yang sama, yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa serta pelestaraian nilai luhur bangsa
kita walau dengan cara yang berbeda. Karena di sekolah pencapaian
tujuan pendidikan dilakukan melalui interaksi antara guru dengan murid
sedangkan di museum interaksi yang terjadi adalah interaksi antara
benda koleksi dengan pengunjung yang datang untuk melihat dan mencoba
untuk menarik makna yang terkandung di dalamnya.
Pendirian Museum dari segi ekonomi memang tidak akan menguntungkan
karena nilai yang ditanamkan di dalamnya tidak akan dapat kembali
dengan segera bahkan tidak mungkin untuk dapat kembali, sehingga
diperlukan kesadaran dari berbagai pihak guna mewujudkannya. Manfaat
yang sangat besar telah menanti melebihi dari sekedar manfaat jangka
pendek berupa pertumbuhan ekonomi. Setelah Museum berdiri,
keberadaannya akan menjadi aset yang sangat tinggi nilainya untuk
jangka waktu yang panjang terutama berkaitan dengan penumbuhan
nilai-nilai kebangsaan dan pelestarian budaya nasional pada siri
generasi muda di tengah terjangan budaya global.
Untuk lebih memahami betapa pentingnya keberadaan sebuah museum, perlu
kita renungkan tulisan berikut ini :
“Apabila suatu bangsa adalah sebuah keluarga yang hidup dengan dan
dalam rumah kebudayaannya, maka Museum dapatlah dipahami sebagai album
keluarga itu. Di dalam album itulah foto-foto seluruh keluarga
tersimpan dan disusun dari setiap masa dan generasi. Foto-foto itu
ditatap untuk tidak sekedar menjenguk dan menziarahi sebuah masa lalu,
sebab waktu bukan hanya terdiri dari ruang dimensi kemarin, hari ini
dan besok pagi. Foto-foto itu adalah waktu yang menjadi tempat untuk
menatap dan memaknai seluruhnya, bukan hanya peristiwa, akan tetapi
juga pemaknaan di balik peristiwa-peristiwa itu. Pemaknaan tentang
seluruh identitas, di dalam dan di luar kota. Foto-foto itu akhirnya
bukan lagi dipahami sebagai sebuah benda” (HU Pikiran Rakyat, 22
Februari 2001).
Melalui berbagai upaya pelestarian nilai sejarah, adat istiadat dan
budaya bangsa serta pengenalan berbagai potensi pembangunan yang
dimiliki daerah diharapkan akan muncul generasi-generasi yang tangguh
yang menghargai dan menjunjung tinggi budaya sendiri serta mampu
mempertahankannya di tengah terpaan budaya asing yang datang menyerbu.
Oleh : Iwan Hermawan, M.Pd.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar