Para pengguna internet di Indonesia ternyata banyak yang mengaku belum sadar akan dampak negatif situs jejaring sosial semacam Facebook. Mereka hanya melihat Facebook dari sisi manfaatnya saja.
Demikian hasil survei yang dilakukan Masyarakat Internet Indonesia (Master). Survei menggunakan kuesioner, baik wawancara langsung maupun melalui internet (email dan jejaring sosial) dari 5 Januari hingga 5 Maret 2010 di Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Makassar, Balikpapan, Denpasar dan Batam.
Menurut Koordinator Master, Heru S, dari survei yang dilakukan ada 1000 jawaban responden yang terkumpul. Berdasar survei dengan tingkat kepercayaan 95%, sampling error +/- 3,3% ini, mayoritas pengguna internet (91%) terhubung ke situs jejaring sosial dan menganggap bahwa jejaring sosial bermanfaat.
Tidak mengherankan jika situs jejaring sosial seperti Facebook menjadi situs yang paling sering dikunjungi pengguna internet Indonesia (21%).
Mayoritas pengakses jejaring sosial lebih menyukai Facebook (73%) dibanding Twitter. Menurut Heru, responden menganggap Facebook menarik karena bisa menghubungkan pertemanan (19%), menggalang people power atau kekuatan massa (19%), serta dapat membaca status (18%), yang kemudian bisa dikomentari (16%).
"Namun, pengguna jaringan sosial mayoritas belum sadar dan tidak sadar (total 58%) akan dampak negatif jejaring sosial," jelas Heru kepada detikINET melalui surat elektronik, Senin (29/3/2010).
Dari hasil survei didapat pula bahwa pengguna internet mayoritas menggunakan layanan internet untuk pertemanan (31%), mencari informasi (27%) dan membaca berita (15%).
Mayoritas pengguna Facebook mendapatkan teman baru setelah bergabung di Facebook, kemudian melakukan reuni dengan teman-teman lama, serta bergabung dalam aktivitas gerakan sosial berbasis jejaring sosial.
Para pengguna internet yang disurvei oleh Master ini rata-rata mengeluarkan dana sebesar Rp 200 ribu hingga 500 ribu per bulan untuk koneksi data internetnya.
Sumber
Detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar