Selasa, 12 Oktober 2010
Mendeteksi Teroris dengan Periksa Telinga
Selain sidik jari dan retina mata, kini ada cara alternatif dalam melakukan identifikasi terhadap seseorang, yaitu melalui bentuk telinganya. Cara ini akan menjadi pendekatan baru identifikasi calon penumpang bagi sejumlah bandar udara terkemuka di mancanegara.
Para peneliti di Southampton, Inggris, menemukan bahwa setiap orang memiliki bentuk telinga yang tidak sama satu sama lain. Para peneliti ini bahkan telah menemukan alat pemindai yang dapat membedakan dan mendata bentuk telinga seseorang. Harapan mereka sistem ini dapat membantu petugas bandara untuk mengidentifikasi seseorang.
“Dengan biometrics, banyak permasalahan yang terjadi ketika seseorang bertambah tua. Dengan sistem pengenalan wajah, sistem biasanya juga dibingungkan dengan tanda penuaan. Namun telinga anda, tidak mengalami perubahan yang signifikan,” ujar Mark Nixon, ketua tim peneliti dari fakultas ilmu elektronik dan komputer Universitas Southampton seperti dilansir dari laman harian The Telegraph.
Teknik pemindaian telinga menggunakan teknologi yang dinamakan cahaya pengubah gambar. Alat ini memindai struktur tubular dari telinga dan melakukan pemeriksaan terhadapnya. Nixon percaya pemindai telinga dapat digunakan di bandara saat penumpang melewatinya, yaitu dengan memasang dua buah kamera yang diletakkan di kanan dan kiri telinga.
“Semua paspor Inggris sekarang memiliki chip yang menyimpan informasi biometric pemiliknya dan gambar telinga mungkin dapat ditambahkan di dalamnya,” ujar Nixon.
Nixon dan timnya telah menguji 252 gambar telinga yang berbeda. Mereka akhirnya menemukan sebuah sistem yang dapat menyocokkan sepasang telinga dari gambar terpisah dengna tingkat akurasi hingga 99 persen.
“Sidik jari adalah cara terbaik untuk identifikasi orang pada saat ini. Namun pada beberapa orang, hal ini sangat sulit karena sidik jari tidak terlihat. Dengan identifikasi telinga, kendala utama hanyalah rambut yang menutupi dan ini dapat diatasi dengan mudah,” ujar Nixon.
Juru bicara di Kementrian Dalam Negeri yang tidak disebutkan namanya mengatakan mereka telah menerima kabar mengenai teknologi ini, namun mereka belum tertarik untuk menggunakannya pada paspor Inggris.
“Kami menyambut baik setiap teknologi dan inovasi baru, namun ini bukanlah yang kami butuhkan untuk saat ini,” ujarnya.
Sumber
VIVAnews
Website yang berhubungan :
Tentang Aku
Sentuhan Rohani
Trik and Tips
Info Pendidikan
Info Kesehatan
Forum Di Web
Puisi-Puisi Ku
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar