Semarang - Pemblokiran situs internet yang memuat konten pornografi bukan cara efektif untuk mencegah pengguna internet, terutama generasi muda mengakses situs tersebut, kata Direktur Pemberdayaan Telematika, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Bambang Soeprijanto.
"Langkah itu (pemblokiran, red.) mungkin efisien, namun sebenarnya tak efektif," katanya usai membuka sosialisasi "Internet Sehat dan Aman" bertema "Insan Goes to Campus" di Semarang, Jumat.
Menurut dia, langkah pemblokiran situs pornografi itu mungkin bisa dilakukan sementara sehingga para pengguna internet tidak bisa membuka situs yang memuat dan berkaitan dengan konten tersebut.
Namun, kata dia, pemilik situs biasanya langsung mengganti nama situsnya yang sudah terblokir sehingga langkah pemblokiran situs bersangkutan tidak mampu mencegah pengguna untuk mengaksesnya.
"Satu waktu situs pornografi itu diblokir, tetapi pemilik situs punya bermacam cara untuk mengatasinya, misalnya langsung mengganti nama situsnya. Ini kan sama saja, tetap kebobolan," katanya.
Terlebih lagi, kata dia, jumlah situs yang memuat konten-konten negatif, seperti pornografi sangat banyak dan berasal dari seluruh dunia, sementara petugas pemblokiran tentunya sangat terbatas.
Oleh karena itu, kata dia, upaya yang lebih tepat untuk mencegah penyalahgunaan internet harus dilakukan dengan pendekatan sosial memberikan pembelajaran dan pemahaman kepada pengguna internet, terutama generasi muda.
"Hal-hal negatif yang bisa ditimbulkan dari internet tentunya sangat banyak, mulai konten pornografi hingga penipuan, namun jangan lupa bahwa manfaat yang bisa didapatkan dari internet juga sangat besar," katanya.
Apabila hanya menyoroti sisi negatifnya, lanjutnya, tentunya akan menghabiskan energi yang berakibat resistensi terhadap internet, padahal dengan internet, seseorang bisa mendapatkan banyak sisi yang positif.
"Sisi-sisi positif ini yang terus kami sosialisasikan, misalnya pencarian informasi, ajang diskusi, dan sebagainya, namun tak lupa kami menjelaskan kerugiannya jika internet disalahgunakan," kata Bambang.
Sementara itu, Adie Marzuki, Tim Sosialisasi Internet Sehat mengatakan, pihaknya memang membidik upaya sosialisasi penggunaan internet secara sehat dan aman pada kalangan pelajar yang merupakan pengguna awal.
"Asumsi kami, mereka belum banyak mengekplorasi dan mengetahui berbagai macam kegunaan positif internet sehingga perlu mendapatkan pengertian dan pemahaman terkait itu agar tidak terjerumus pada sisi negatif internet," katanya.
Adie mengakui manfaat sosialisasi pada kalangan pelajar itu memang tidak bisa dilihat secara instan, namun butuh proses panjang saat mereka benar-benar memanfaatkan internet sebagai bagian dari kebutuhan.
Sumber
(ANTARA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar