Sabtu, 27 November 2010

Tips Amankan Akun Twitter dan Facebook Anda


Belakangan ini perampasan user name dan password akun email, situs jejaring sosial dan media sosial lainnya lewat cara penipuan (phising) kian marak. Bahkan menurut data Symantec Spam & Phising Report November 2010, kejahatan phising naik 80 persen dibanding bulan sebelumnya.

Umumnya, pelaku menyebarkan link yang dibuat sedemikian rupa sehingga tidak mencurigakan bagi penerimanya di berbagai jejaring atau media sosial. Jika korban mengklik link tersebut, maka pelaku dapat dengan mudah mencuri data-data pribadi korban, termasuk user name dan password.

Berikut ini beberapa tips untuk menghindari agar akun Twitter, Facebook, atau email Anda tidak diserobot oleh orang lain yang tidak berkepentingan.

Yang sebaiknya dilakukan:

- Berhenti berlangganan dari milis jika Anda tidak ingin menerima pesan lagi dari milis tersebut.

- Ketika mendaftar untuk menerima email, periksa juga item-item tambahan apa saja yang Anda inginkan bersamaan dengan email yang dikirimkan.

- Seleksi secara ketat situs-situs mana saja yang pantas Anda beritahukan alamat email Anda.

- Hindari mengabarkan alamat email Anda di dunia maya. Pertimbangkan pilihan alternatif- misalnya, gunakan alamat email yang berbeda saat mendaftar pada milis tertentu, gunakan beberapa alamat email untuk berbagai tujuan berbeda, atau buat akun email sekali pakai.

- Ikuti petunjuk yang disediakan oleh administrator, laporkan spam jika ada opsi untuk melakukannya.

- Hapus semua spam.

- Hindari mengklik pada link mencurigakan dalam email atau pesan IM, karena bisa saja akan menghubungkan ke situs palsu. Ketik manual alamat situs langsung pada kolomnya di browser lebih aman dibanding percaya pada link dalam pesan.

- Pastikan bahwa sistem operasi selalu dimutakhirkan dengan update terbaru, dan gunakan software keamanan yang mumpuni.

Yang sebaiknya tidak Dilakukan:

- Membuka lampiran dari email yang tidak dikenal. Lampiran ini dapat menginfeksi komputer Anda.

- Membalas spam. Biasanya alamat emailnya dipalsukan, dan membalas email spam akan menghasilkan spam-spam lain.

- Mengisi formulir dalam pesan yang meminta informasi pribadi atau keuangan atau kata sandi (password). Perusahaan bonafid tidak mungkin meminta informasi pribadi pelanggan lewat email. Jika ragu, hubungi perusahaan yang bersangkutan lewat mekanisme lain seperti menghubungi layanan kontak pelanggan.

- Membuka pesan spam.

- Membeli produk atau jasa dari pesan spam.

- Meneruskan peringatan virus apapun yang anda terima melalui email. Bisa jadi ini adalah berita bohong (hoax).

(umi)




Sumber
VIVAnews

Tidak ada komentar: