Senin, 01 November 2010

Banyak Perusahaan Besar Belum Manfaatkan Media Sosial

Jakarta - Perusahaan-perusahaan besar di Asia rupanya masih belum memanfaatkan media sosial. Hasil studi yang dilakukan Burson-Marsteller, sebuah perusahaan kehumasan dan komunikasi, mengungkap bahwa hanya 40 persen, atau kurang dari setengah perusahaan di Asia yang terdaftar di indeks Wall Street Journal Asia 200, memiliki akun jaringan sosial.

Dan, dari jumlah perusahaan yang memiliki jaringan sosial itu, lebih dari 55 persennya dengan profil yang tidak aktif. Selain itu, survei tersebut juga menunjukkan hanya 18 persen perusahaan yang menghubungkan profil media sosialnya ke situs korporat mereka.

Kondisi itu sangat berbeda dengan studi bertajuk Burson-Marsteller's Fortune Global 100 Social Media Check-Up yang dilakukan Februari 2010 lalu. Survei ini menunjukkan bahwa 79 persen dari perusahaan-perusahaan global menggunakan situs sosial media sebagai bagian dari komunikasi perusahaan mereka.

"Perusahaan-perusahaan di Asia perlu mengambil langkah tegas untuk menjawab meledaknya penggunaan kanal media sosial di wilayah Asia," kata Bob Pickard, presiden dan CEO Burson-Marsteller Asia-Pasifik, saat merilis hasil studi itu baru-baru ini.

Menurutnya, beberapa perusahaan telah mengambil langkah ini secara strategis. Pada umumnya dipicu oleh pertimbangan pemasaran jangka pendek atau adanya kekhawatiran mengenai sumber daya, biaya atau kurangnya pemantauan atas pesan dan isi media sosial tersebut.

Penggunaan media sosial oleh perusahaan-perusahaan di Asia cenderung terfokus untuk mendorong informasi ketimbang untuk tujuan melibatkan para pemangku kepentingan. Padahal, media sosial merupakan kanal yang paling sering digunakan untuk mengkomunikasikan inisiatif tanggungjawab korporat.

Berdasarkan survei ini juga diketahui bahwa hanya 12 persen perusahaan di Asia yang memiliki blog perusahaan. Sedangkan secara global mencapai 33 persen.

"Temuan ini menggambarkan keadaan perusahaan pada umumnya di Indonesia, dimana kebanyakan korporasi besar belum menjadikan saluran sosial media sebagai sarana komunikasi untuk menjangkau para pemangku kepentingannya," kata Daisy Primayanti, Market Leader, Burson-Marsteller Indonesia.

Menurut dia ada beberapa contoh media sosial yang bisa digunakan, seperti Facebook yang digunakan sebagai alat komunikasi oleh salah satu perusahaan farmasi di Indonesia, Kalbe Farma. "Saat ini perusahaan-perusahaan di Indonesia masih cenderung mengandalkan media cetak sebagai sarana penyampaian pesan mereka," ujarnya.

Namun dia yakin tren tersebut akan berubah seiring waktu. Pertumbuhan ekonomi dalam lima tahun terakhir dan maraknya pengguna microblogging seperti Twitter, menunjukkan perusahaan-perusahaan sudah mulai mempertimbangkan penggunaan media-media sosial tersebut.

DIM



Sumber
TEMPO Interaktif


Tidak ada komentar: