Kamis, 26 Agustus 2010

Tren Ponsel Pintar Akan Menanjak 10 Kali Lipat


JAKARTA, Pergeseran fungsi telepon genggam dari telefoni dan SMS menjadi penyaji surat elektronik, perangkat pertemanan digital, dan fungsi hiburan, membuat status sebuah ponsel disebut sebagai smartphone. Lihatlah di sekeliling Anda, sebuah ponsel pintar ada di mana-mana. Hampir semua produsen merilis seri QWERTY yang walaupun hanya mengandalkan jaringan GPRS ataupun EDGE, namun kapabilitasnya sudah lebih dari sekadar perangkat telekomunikasi.

Pendek kata telah terjadi pergeseran feature phone menjadi smartphone. Dan, apa yang aka terjadi di bursa ponsel Asia Pasifik lima tahun mendatang?

Lembaga riset Frost & Sullivan mempredikasikan, persentase ponsel pintar yang akan terjual akan menembus pembagian pasar hingga 54 persen. Padahal tahun 2009, tercatat penetrasi ponsel pintar di kawasan ini masih lima persen saja. Sama dengan persentse di Indonesia. Artinya dalam kurun enam tahun akan mengalami pelonjakan lebih dari 10 kali lipat.

Fakta itu bisa dilihat dengan bagaimana ponsel-ponsel lokal sebenarnya telah memposisikan diri sebagai ponsel pintar dengan berbagai macam keunikannya. Sebagian bahkan mulai melirik ponsel demokratis seperti Android. Di sisi lain, permintaan akan ponsel QWERTY juga terus bertumbuh. Dari penjualan ponsel sampai Juni 2010, lebih dari 60 persen adalah ponsel papan ketik ini. Begitu pula ketika BlackBerry sampai sekarang tetap menjadi idaman. Seri Gemini merupakan paling laris di antara ponsel-ponsel pintar lainnya. Menurut lembaga GfK, seri ini bisa laku sampai 37 ribu unit per bulannya.

Penetrasi ponsel pintar di kisaran harga antara Rp 2 juta hingga RP 2,5 juta juga merupakan pemicu, di mana membuat orang lebih mudah memutuskan membeli. Beda sekali dengan tiga atau empat tahun silam. Sebuah ponsel pintar rata-rata di jual seharga lebih dari Rp 4 juta. Bahkan, kabar terakhir menyebutkan Nokia Indonesia melepas seri barunya, Nokia X5 yang punya kemampuan tinggi itu dengan harga di bawah Rp 2 juta.

Menurut Marc Einstein, dari Frost & Sullivan, negara-negara berkembang (yang kebetulan jumlah penduduknya terbanyak) di Asia Pasifik telah memberikan kontribusi yang besar. "Pasar di China, Indonesia, dan India sangat tertarik dengan ponsel pintar," katanya. Dengan pertumbuhan yang sangat pesat itulah, Frost & Sullivan meramalkan ponsel pintar di tahun 2015 di Asia Pasifik akan mencapai 477 juta unit.

Nah, di Indonesia, perang tentu semakin keras. Sebab, sudah maskin susah membedakan antara produk lokal dengan produk brand internasional. Preferensi pasar terhadap ponsel lokal yang pintar dengan harga yang murah semakin kuat. (ANDRA/FORSEL)


Sumber
KOMPAS.COM

Website yang berhubungan :
Tentang Aku
Sentuhan Rohani
Trik and Tips
Info Pendidikan
Info Kesehatan
Forum Di Web
Puisi-Puisi Ku

Tidak ada komentar: