Jakarta - Fair Play Anti Corruption Youth Voices menantang pemusik Indonesia untuk mengikuti kompetisi musik secara online. Temanya tentu antikorupsi. Kegiatan ini hasil kerja sama antara lembaga antikorupsi tersebut dengan Jeunesses Musicales International (JMI) dan World Bank.
Sasarannya adalah kawula muda. Mereka harus mendaftar terlebih dahulu di www.anticorruptionmusic.org sebelum mengirim lagu dan video diunggah ke YouTube.
Program Officer JMI Kate Declerck berharap anak-anak muda Indonesia dengan kreasi musiknya bisa ikut menyemarakkan kompetisi ini.
»Saya dengar di Indonesia banyak musisi bagus yang juga antikorupsi," ujar Declerck, dalam siaran persnya.
Menurut Declerck, dampak korupsi kadang tak terlihat namun berpengaruh pada kehidupan banyak orang. "Karena itu, kita perlu mendengarkan suara mereka lewat musik.”
Kompetisi ini dimulai pada 10 Januari. Mereka harus mulai mengunggah di YouTube dan mendaftarkan diri hingga batas akhir 20 Maret nanti.
Para juri akan menentukan pemenang dari voting terbanyak yang dipilih para penonton video secara online.
Selain akan ikut berpartisipasi di Global Youth Anti Corruption Forum kedua di Nairobi, pemenang juga akan mendapat kesempatan berlatih di studio senilai US$ 2.000.
Selain pemenangnya yang meraih suara terbanyak, juri juga akan memilih tiga band untuk dikirimkan ke acara yang sama. Mereka bakal manggung sekitar April mendatang.
Tahun lalu band Mafilika, aliran reggae-rock dari Malawi, I-Voice, duo hip-hop dari Palestina, dan Katya Emmanuel, band kolaborasi dari Kongo dan Kenya, memenangkan kompetisi musik antikorupsi sedunia ini.
DIAN YULIASTUTI | BUNGA MANGGIASIH
Sumber
TEMPO Interaktif
1 komentar:
coba dilihat di situs www.anticorruptionmusic.org .
terdapat duo progressive metal asal Indonesia menyuarakan karyanya namun nampkanya luput dari pemberitaan.
update data dong boy :D
Posting Komentar