JAKARTA — Pemerintah setidaknya mempunyai dua alasan mengapa mendesak Research In Motion (RIM) agar menempatkan data center BlackBerry di Indonesia. Selain untuk memudahkan aparat hukum melacak lalu lintas informasi yang dibutuhkan untuk mendukung penegakan hukum, data center di Indonesia juga bisa menghemat bandwidth internet internasional.
Dalam pernyataan persnya, Senin (10/1/2011) kemarin, Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Kominfo Gatot S Dewa Broto menyatakan bahwa desakan kepada RIM untuk menempatkan data center BlackBerry di Indonesia juga atas permintaan operator. Ia menyatakan, semua operator yang melayani BlackBerry telah mengirimkan surat kepada pemerintah mengenai hal itu.
Tak dimungkiri bahwa operator sendiri mendukung jika RIM menempatkan data center di Indonesia seperti keinginan pemerintah. "Memang pemerintah menanyakan pendapat operator dan operator telah menyampaikan pendapatnya. Jika BB menempatkan data center di Indonesia, seharusnya akan lebih efisien karena biaya sewa bandwidth diharapkan turun," ujar kata Febriati Nadira, Head of Communication PT XL Axiata Tbk, Selasa (11/1/2011).
Selama ini semua trafik data melalui BlackBerry memang ditangani oleh data center RIM di Kanada. Operator telekomunikasi menyediakan bandwidth khusus untuk layanan BlackBerry dan semua permintaan akses ke internet dilakukan oleh RIM. Dengan semakin bertambahnya jumlah pelanggan, operator dituntut terus menambah lebar bandwidth untuk menjamin kualitas layanan kepada setiap pelanggan.
Hal ini pula yang menjadi perhatian pemerintah. Menkominfo Tifatul Sembiring dalam akun Twitter miliknya hari ini menyatakan, RIM selama ini mengeruk keuntungan sangat besar dari pelanggan di Indonesia, tetapi tidak mengeluarkan investasi jaringan sedikit pun karena semua dibebankan kepada enam operator mitranya di Indonesia.
Sumber
KOMPAS.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar