Kamis, 20 Januari 2011

Bakrie Telecom Hemat 100 Juta Kertas Voucher

Melalui program Hijau Untuk Negeri, PT Bakrie Telecom menyatakan telah menghemat lebih dari 100 juta kertas voucher. Penghematan itu telah menekan biaya produksi dan jumlah kertas dan plastik.

Dengan memodifikasi bentuk dan ukuran voucher, kartu perdana dan kartu isi ulang, Bakrie Telecom klaim telah menghemat penggunaan jumlah kertas hingga lebih dari 100 juta lembar voucher. Selain itu Bakrie Telecom juga dapat mengurangi pemakaian plastik hingga 50 persen dan menurunkan biaya produksi kartu perdana hingga 9 persen.

"Langkah penghematan voucher ini merupakan sebuah strategi bisnis yang terintegrasi dan berkelanjutan. Kami telah mulai mengumpulkan ponsel-ponsel dan charger bekas," kata Rakhmat Junaidi, Direktur Corporate Services Bakrie Telecom melalui keterangannya, Selasa 18 Januari 2011.

"Kini kami melangkah dengan penghematan voucher. Ke depannya kami juga tengah merancang berbagai upaya strategi bisnis yang berdampak pada kepedulian lingkungan," papar dia yang juga menjadi penanggung jawab utama program Hijau Untuk Negeri.

Sekadar diketahui, selama tahun 2009 dan 2010, Bakrie Telecom membutuhkan ratusan juta voucher untuk melayani 12,1 juta pelanggan Esia. Jika jumlah voucher tersebut dijejerkan maka panjangnya mencapai lebih dari 127 ribu kilometer. Namun modifikasi voucher yang dilakukan sejak 2009 memungkinkan operator telekomunikasi ini hanya mendistribusikan sebanyak puluhan juta voucher ke pasar.

Jika tadinya setiap lembar kartu isi ulang berukuran 8,5 x 4,5 cm hanya berisi satu nominal talktime senilai Rp10 ribu, kini dengan ukuran yang sama bisa memuat hingga 5 nominal talktime.

Kartu pengganti yang dinamakan RUIM Replacment Cover misalnya tadinya berukuran 8,5 x 11,5 cm. Kemudian sejak akhir November 2010 diperkecil hingga 5 x 6 cm.

"Pelanggan Esia yang hendak isi ulang Rp10 ribu cukup mendapatkan potongan voucher yang mencantumkan 16 digit nomor voucher untuk selanjutnya dilakukan top up. Jadi diperkecil tanpa mengurangi fungsi dan nilainya," tutur Rakhmat.

Ke depan Bakrie Telecom akan terus melakukan penghematan produksi voucher. Misalnya dengan membuat booklet voucher isi ulang yang secara signifikan meminimalisir penggunaan unsur plastik. Inovasi ini tengah dikerjakan dan diharapkan dalam waktu dekat bisa segera direalisasikan dan disebarkan pada masyarakat.

Dengan berbagai upaya tersebut, Bakrie Telecom menargetkan penghematan biaya hingga 7,5 persen dari biaya packaging voucher saat ini, 15 persen di penggantian kartu RUIM dan 9 persen di kartu perdana. "Sehingga nantinya hanya dari tiga inisiatif ini kami dapat menghemat biaya produksi diperkirakan hingga miliaran rupiah di akhir tahun 2011," kata Rakhmat.


Sumber
VIVAnews


Tidak ada komentar: