KOMPAS.com - Tak dipungkiri bahwa sebagian penduduk Indonesia di pelosok daerah belum terjangkau listrik. Jaringan pembangkit listrik umumnya sulit mencapai daerah-daerah terpencil karena medan yang berat. Padahal, di sejumlah daerah terdapat sumber listrik alternatif seperti aliran sungai untuk pembangkit listrik mikro hidro.
"Kita tidak usah mengatakan jangkauan listrik di Papua dan daerah terpencil lainnya. Di Jawa bagian selatan saja, banyak sekali daerah yang belum terjangkau listrik. Contoh saja di daerah Cianjur selatan, listrik masih susah," kata pimpinan Yayasan IBEKA (Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan) Tri Mumpuni belum lama ini.
Di beberapa daerah yang dijumpai Tri, seringkali terdapat wilayah yang masih menggunakan daya listrik 500 Watt untuk kebutuhan 10 KK. Bahkan di derah lain, daya yang sama digunakan untuk 17 KK. Jadi, menurut Tri, pembangunan infrastruktur listrik masih harus dilakukan.
Karena itu, Yayasan IBEKA yang aktif membangun pembangkit listrik skala kecil di pelosok daerah menyambut baik kerja sama Toshiba yang menyisihkan penjualan televisinya untuk membangun pembangkit listrik. Dalam peluncuran produk TV terbaru seri Power TV awal bulan lalu, perusahaan elektronika asal Jepang itu berkomitmen menyisihkan Rp 10.000 untuk setiap penjualan televisi selama pameran.
"Setiap pembelian Power TV selama pameran, kita akan menyumbangkan 10.000 rupiah per televisi untuk membantu pembangunan infrastruktur listrik," kata Fransisca Maya, Senior Marketing Manager Toshiba Indonesia.
Dana yang terkumpul nantinya akan diserahkan pada Yayasan IBEKA untuk disalurkan. Mengenai daerah sasarannya, Tri belum bisa menjelaskan. Toshiba dan Yayasan IBEKA nantinya akan bekerjasama dalam pembangunannya. Apa yang dilakukan kedua lembaga bisa menjadi dorongan bagi perusahaan elektronika lain untuk turut berpartisipasi dalam penyediaan energi. Televisi merupakan salah satu produk elektronika yang sudah meraykat dan menyedot total energi di rumah tangga cukup tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar