NUSA DUA — Tuntutan pemerintah agar Research in Motion (RIM) menempatkan pusat data (data center) BlackBerry di Indonesia belum ada kepastian hingga kini. RIM pun belum menegaskan apakah permintaan pemerintah tersebut akan dikabulkan.
"Pada dasarnya kami patuh dengan aturan hukum di negara mana pun layanan kami berada. Jadi, menjawab pertanyaan tersebut, kami masih harus memastikan apakah kebijakan hukumnya mengharuskan begitu," kata Gregory Wade, Managing Director South East Asia RIM di sela-sela BlackBerry Developer Conference 2011 di Nusa Dua, Bali, Kamis (13/1/2011).
Ia mengatakan, pengelolaan data center terkait dengan kebutuhan jaringan untuk memastikan layanan BlackBerry memuaskan pelanggan. Jadi, pihaknya saat ini tetap fokus bagaimana jaringan efisien sehingga memberikan jaminan koneksi kepada semua pelanggan.
Mengenai permintaan pemerintah untuk menyensor konten pornografi di internet, RIM menjamin komiten tersebut sesuai dengan aturan yang berlaku di Indonesia. Namun, implementasinya dilakukan segera bekerja sama dengan operator agar tidak mengganggu layanan koneksi kepada pengguna.
Data center dan sensor pornografi adalah dua di antara tujuh poin permintaan pemerintah kepada RIM terkait dengan layanannya di Indonesia. Menteri Komunikasi dan Informatika sebelumnya mengultimatum RIM karena dianggap mengulur-ulur waktu untuk memenuhinya.
Sumber
KOMPAS.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar