Beda dengan remaja tempo dulu, remaja sekarang sudah menganggap hubungan seks merupakan hal yang lumrah. Bahkan, dalam hubungan yang belum serius pun hubungan seks dianggap sah-sah saja. Pantas saja ada yang beranggapan, remaja sekarang “matang sebelum waktunya.”
Masalah seks di kalangan remaja nampaknya sudah dianggap biasa. Dalam persepsi remaja, oral seks dan hubungan seks langsung merupakan suatu yang lumrah dilakukan dalam hubungan biasa-biasa saja maupun dalam hubungan yang lebih serius, yaitu hubungan yang bertanggung jawab.
Berdasarkan sebuah survei yang melibatkan 505 remaja berusia 15 sampai 17 tahun di AS, 26% remaja mengatakan bahwa seks oral merupakan bagian dari hubungan kencan, 23% mengatakan bahwa seks oral merupakan tipikal dari hubungan biasa atau istilahnya ‘cuma mampir”.
Sebanyak 27% mengatakan, hubungan kencan hampir selalu atau kebanyakan melibatkan juga hubungan seksual, sedangkan 24% mengatakan hubungan seksual biasanya merupakan bagian dari sebuah hubungan biasa.
Sebanyak sepertiga dari 505 remaja yang diwawancarai lewat telepon itu mengatakan bahwa mereka melakukan ’sesuatu berbau seks’ dalam hubungan biasa mereka, termasuk 14% mengatakan melakukan hubungan seksual. Sebanyak sepertiga mengatakan melakukan hubungan seks dalam hubungan yang bertanggung jawab atau hubungan serius.
Tetapi memang hubungan bertanggung jawab tidak selamanya bisa benar-benar dipertanggungjawabkan. Hampir seperempat remaja mengatakan bahwa berbuat curang pada pacar mereka merupakan suatu yang wajar. Para remaja itu juga mengatakan bahwa mereka jarang yang menggunakan kondom dalam hubungan seks dengan pasangan serius mereka.
Survei yang dilakukan SexSmart, sebuah kerjasama antara Yayasan Keluarga Kaiser dan majalah Seventeen juga menemukan bahwa diskusi tentang kondom dan penyakit menular seksual akan lebih mudah diungkapkan dalam hubungan yang lebih serius. Lalu berciuman juga digambarkan sebagai bagian dari sebuah hubungan serius.
Mengenai kondom itu sendiri, lebih dari 70% remaja perempuan menghendaki agar pacar mereka menggunakan kondom ketika berhubungan, dibandingkan dengan orang yang hanya diajak iseng-iseng saja. Tetapi remaja perempuan yang telah menjalin hubungan lebih lama dengan pacarnya nampaknya lebih sering meminum pil anti hamil dan pacarnya jarang menggunakan kondom.
Bicara mengenai sejarah seksual dan penyakit menular seksual nampaknya juga biasa dalam hubungan yang sudah berlangsung lama. Dan ketika sampai pada keputusan melakukan hubungan seks, mengenal dan bahkan percaya pada orang lain bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi apa yang dilakukan remaja, kata survei tersebut.
Selain itu, lebih dari dua pertiga mengatakan bahwa alkohol dan obat-obatan mempengaruhi mereka dalam mengambil keputusan dan hanya beberapa terpengaruh pada apa yang dilakukan orang lain.
Bagaimana peranan orang tua? Nampaknya apa yang dipikirkan orang tua juga menjadi pertimbangan penting bagi 68% remaja yang diwawancarai Riset Komunikasi Internasional untuk Yayasan Keluarga Kaiser, dan dimuat dalam majalah Seventeen.
Meskipun penelitian ini memang baru dilakukan di AS, tetapi setidak-tidaknya hal ini harus diwaspadai juga di negeri kita. Hal ini tentunya demi menjaga kesehatan reproduksi remaja kita yang rentan terhadap informasi yang semakin bebas ini.
[astaga.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar