Sabtu, 25 September 2010

HTC Aria, Antara Hasrat dan Api Liar

Jakarta - Belum pupus rasa Desire dan Wildfire, HTC kembali meluncurkan telepon seluler Android anyarnya di Jakarta. HTC Aria namanya. Secara segmentasi, ponsel ini ditempatkan di antara Wildfire, yang masuk entry-level, dan Desire di tingkat atas.

Beberapa pekan terakhir, kami merasakan pengalaman dengan ponsel cantik ini. Disebut cantik lantaran desainnya sedikit lebih manis ketimbang Wildfire dan Desire. Sudut-sudutnya tak lagi setajam Wildfire atau Desire.

Dimensi tubuhnya juga ada di antara keduanya. Panjangnya yang 103 milimeter dan bobot 115 gram membuatnya sedikit lebih besar dari Wildfire namun sedikit lebih kecil dan ringan ketimbang Desire.

Aria didesain dengan layar sentuh kapasitif 3,2 inci. Tentang pengalaman dengan layar sentuh ini sudah tak lagi menjadi tanda tanya, terutama dengan antarmuka HTC Sense, yang menjadi andalannya.

Dari sudut desain, HTC mencoba bermain-main dengan warna. Bagian luar ponsel didominasi warna hitam. Di bagian belakang, tubuhnya hitam glossy seperti kaca.

Nah, pada tubuh bagian dalam, saat tutup baterai dicopot, tampak baluran warna kuning di sana. Menarik juga bila mengingat jarangnya vendor memperhatikan desain di kawasan dekat baterai dan slot kartu SIM itu.

"Saya kira ini bagian dari totalitas desain HTC," kata Agus Sugiarto, Country Manager HTC Indonesia, dalam sebuah acara bincang-bincang di Jakarta beberapa waktu lalu.

Aria adalah ponsel yang bisa bekerja di jaringan 3G. Koneksi lain ke Internet adalah Wi-Fi. Hanya, dalam beberapa percobaan, kemampuannya menangkap sinyal router perlu diperbaiki.

Aria yang kami uji tak bisa menangkap sinyal dari router yang dekat dan yang selalu kami pakai untuk mengakses Internet. Sinyal yang dijangkau justru dari tempat yang lebih jauh. Sudah jelas kualitas sinyal itu buruk.

Sedangkan saat dipakai untuk mengakses Internet via 3G maupun 2G tak ada persoalan. Ia hanya membutuhkan waktu beberapa detik sebelum tanda "Connected" tampak dalam menu pengaturan sinyal nirkabel.

Sebagaimana ponsel Android, dengan satu akun Google, pengguna sudah bisa mempergunakan banyak aplikasi Google di dalamnya, seperti Gmail, Search, Maps, Navigation, dan YouTube. Termasuk berkelana di toko aplikasi Android Market dan mengunduh aplikasi-aplikasinya.

Tawaran menarik lainnya adalah aplikasi Friend Stream. Ini adalah aplikasi untuk memperbarui status di situs-situs jejaring sosial dalam satu antarmuka.

Kamera pada ponsel ini sudah mencapai resolusi 5 megapiksel. Untuk memotret, hasilnya terbilang jernih, apalagi ditambah dengan lampu yang bisa juga dipakai sebagai senter bila Anda mengunduh aplikasi ini dari Android Market.

Harga ponsel ini berselisih hampir sejuta rupiah dengan Desire. Ia dibanderol Rp 5,1 juta. Terbilang mahal, memang. "Tapi masih mungkin akan turun," kata Agus.

Aria ternyata belum menjadi pamungkas 2010. Sampai akhir tahun ini, kabarnya HTC Indonesia akan meluncurkan lagi empat ponsel pintarnya.

Ini terbilang luar biasa bila mengingat sudah banyak ponsel yang diluncurkan perusahaan ini sejak awal tahun. "Paling lama tiga bulan kami harus sudah melakukan penggantian produk," kata Agus.

Tak salah bila menyebut HTC jorjoran di Indonesia. Apalagi bila mengingat klaim Agus bahwa HTC sudah menduduki posisi ketiga di pasar Indonesia. Android pun sedang menemukan momentumnya. Momentum Android adalah momentum HTC juga.

DEDDY SINAGA



Sumber
TEMPO Interaktif

Website yang berhubungan :
Tentang Aku
Sentuhan Rohani
Trik and Tips
Info Pendidikan
Info Kesehatan
Forum Di Web
Puisi-Puisi Ku

Tidak ada komentar: