Oleh: Gabrielle Chandra
Kuda Troya adalah sebuah legenda yang berasal dari semenanjung Balkan, tepatnya di daerah Yunani. Bukan sembarang kuda dan bukan pula sungguh-sungguh kuda, tetapi sebuah kuda yang terbuat dari kayu. Kuda ini ada pada jaman dahulu kala sekitar 12 abad sebelum masehi ketika Yunani berperang melawan Troya.
Legenda ini berasal dari kisah nyata Perang Troya (Trojan War). Bermula ketika Putra Mahkota Kerajaan Troya (Pangeran Paris) jatuh cinta berat kepada Helen.
Sayangnya, Helen adalah istri Menelaus Raja Sparta, sebuah kerajaan kecil dibawah naungan kerajaan Yunani. Singkat cerita, entah bagaimana kejadian persisnya, Helen yang cantik jelita itu, berhasil dilarikan Pangeran Paris ke Troya. Hal ini membuat Agamemnon Raja Yunani yang juga saudara Menelaus marah besar, kerajaan Yunani merasa dipermalukan, dengan dendam kesumat dan bersumpah menuntut balas sampai tetesan darah terakhir ia memerintahkan penghancuran Troya yang dipimpin Achiles.
Bala tentara kerajaan Sparta dan Yunani dikerahkan untuk menyerbu Troya, ternyata Troya sangat sulit ditaklukkan karena bentengnya yang kokoh dan prajurit-prajuritnya yang gagah berani. Troya akhirnya dikepung selama 10 tahun. Ketika hampir putus asa karena gagal memasuki kota, tentara Yunani menemukan sebuah taktik. Mereka berpura-pura mundur dan menjauhi Troya, dengan meninggalkan sebuah kuda raksasa yang terbuat dari kayu di luar kota Troya, tetapi dalam perut kuda ini telah bersembunyi beberapa tentara Yunani.
Melihat pasukan Yunani yang telah mundur, tanpa perasaan curiga kuda kayu tersebut diangkut oleh orang-orang Troya masuk ke dalam kota. Inilah kekhilafan Troya. Di malam hari yang kelam, keluarlah tentara Yunani yang bersembunyi di perut kuda itu. Mereka kemudian membuka gerbang kota, sehingga pasukan Yunani yang berpura-pura mundur dalam jumlah besar, leluasa memasuki kota. Ibukota Troya akhirnya diserbu dan dijadikan lautan api dan takluk. Helen akhirnya berhasil direbut kembali.
Kuda Troya berbicara tentang tindakan yang dipakai demi mendapatkan keinginan hati. Jangan memakai cara-cara yang tidak baik untuk menjatuhkan orang lain, demi mendapatkan niat Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar