Paul M. Sweezy dalam sebuah tulisannya menjelaskan tentang asal muasal kapitalisme, Sweezy mengatakan bahwa kapitalisme sebagai sebuah sistem dunia dimulai pada akhir abad 15 dan awal abad 16. Ketika orang-orang Eropa, yang menguasai ilmu pelayaran jarak jauh, mulai berhamburan dari sebuah sudut dunia yang sempit pergi mengarungi tujuh luatan untuk merampas, menaklukkan dan berniaga. Sejak itulah kapaitalisme mulai secara pelan “menghantui” belahan dunia manapun, akhirnya pada titik tertentu sistem ini melahirkan dua bagian yang berbeda tajam; disatu sisi ada beberapa negara kecil yang dominan melakukan eksploitasi dan pihak yang lain adalah sejumlah besar negara yang berada dalam rantai penghisapan[1].
Walaupun kapitalisme baru berkembang sebagai sebuah sistem yaitu pada abad 16 namun asal-usul kapitalisme sudah terdapat semenjak zaman kuno, dimana perkembangan kapitalisme sudah terjadi pada abad pertengahan. Salah satu kekuatan luar yang secara strategis menunjang runtuhnya lembaga-lembaga ekonomi abad pertengahan sekaligus sebagai awalan kapitalisme ialah meningkatnya volume perdagangan jarak jauh di antara pusat-pusat kapitalis yang beralansung dalam semangat kapitalis dan tehnik-tehnik kapitalis disamping itu revolusi industri sedang berlansung di Inggris. Industri-industri khusus tumbuh pesat untuk melayani perdagangan jarak jauh serta kota-kota perdagangan yang mulai tumbuh lambat laun menciptakan volume perdagangan yang besar dan hal ini tentu saja berpengaruh dalam memperlemah institusi-institusi ekonomi feodal.
Banyak ilmuwan sosial beranggapan bahwa sejarah kelahiran kapitalisme sebagai induk dari gagasan liberalisasi ekonomi dimulai ketika Renaisance muncul sebagai sebuah bentuk pemberontakan terhadap dominasi bangsawan dan kaum rohaniawan atas tatanan soisal kala itu. Semua ide, gagasan tentang masyarakat, ilmu pengetahuan, kebebasan berpikir haruslah dibawah kontrol kerajaan dan gereja. Para pemikir renaisance seperti Rene Descartes, Baruch Spinoza, ataupun Liebniz menggungat itu semua, fase pemikiran baru pun dimulai mengantikan The dark age yang telah berakhir. Kedaulatan harus di kembalikan kepada manusia gagasan humanisme ala Yunani hidup kembali, yaitu manusia yang bebas dan merdeka sekaligus sebagai sentral perubahan.
Oleh karenanya revolusi pemikiran ini juga diyakini sebagai ruh yang memberikan pengaruh pada pada generasi pemikir berikutnya untuk merombak tatanan feodal. Dalam rentang tahun tidak jauh berbeda pula, yaitu pada tahun 1517, Martin Luther dan kelompoknya kaum Monarchormacca melakukan kritik terhadap dominasi gereja. Luther, menuduh gereja yang bersekongkol dengan kerajaan telah menggunakan kekuasaan untuk mencari kekayaan duniawi, bahkan sebgai legitimasi dalam menindas rakyat. Kritik yang dilakukan oleh Luther ini akhirnya mendapat sambutan yang luas.
Sosiolog Jerman, Max Weber, mempelopori sebuah kajian yang memperkuat argumen bahwa nilai religius juga berpengaruh kuat terhadap perkembangan kapitalisme. Ia menyatakan bahwa kapitalisme muncul sebagai akibat dari semangat protestant ethic yang diilhami oleh ajaran oleh Jhon Calvin pada saat itu. Protestant ethic (Calvinisme) inilah menyebabkan orang terpacu untuk berusaha mengejar keuntungan ekonomi yang semaksimal mungkin dengan berbagai cara.[2]
Selama ini dominasi yang dilakukan oleh gereja dan kaum bangsawan dalam bidang sosial politik dan ekonomi, telah menimbulkan banyak kritikan dari berbagai kalangan terutama mengenai semangat kebebasan dalam kegiatan ekonomi politik dan hukum. Diketahui bahwa perekonomian yang dibangun pada waktu itu adalah sebuah sistem ekomomi yang hanya menguntungkan bagi bangsawan dan tuan tahan. Desakan yang menuntut adanya kebebasan pada akhirnya bermuara dengan munculnya Revolusi Prancis tahun 1789 sebagai sebuah tonggak sejarah dalam rangka membongkar tatanan feodalisme yang telah lama mengakar.
Oleh sebab itu secara singkat dapat disimpulkan bahwa perkembangan kapitalisme awal sangat dipengaruhi oleh setidaknya tiga pokok hal yaitu Pertama, adalah pengaruh semagat renaisance. Kedua, Pengaruh Revolusi Industri yang terjadi di Inggris kira-kira antara tahun 1750-1850, dan ketiga, Revolusi Prancis 1879 yang menggulingkan kekuasaan Louis XVI.
Dudley Dillard seorang sejarawan lain, menguraikan secara lebih sistematis tentang perkembangan kapitalisme. Ia membagi tiga fase perkembangan kapitalisme yaitu tahap kapitalisme awal (1500-1750), Kapitalisme fase lanjut (sejak 1914), Kapitalisme klasik (1750-1914). Berikut ini akan dibahas tiga fase perkembangan kapitalisme : [3]
[1] lihat Paul M. Sweezy, Kapitalisme Moderen, dalam Dawam Raharjo, Kapitalisme Dulu dan Sekarang . Jakarta: LP3ES (1987), hal. 5.
[2] Max Weber di bukunya, The Protestan Ethic and Spirit of Capitalism, New York: Scribner, 1958 atau baca edisi ringkasnya di : Stanislav Andreski (ed), Max Weber on Capitalism, Bureaucracy and Religion, sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Hartono Hadikusuma dengan judul Max Weber: Kapitalisme, Birokrasi dan Agama, Yogyakarta: Tiara Wacana, 1996.
[3] Dudley Dillard, Kapitalisme, dalam Dawam Raharjo. Op.Cit., hal. 15-27.
Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar