Minggu, 11 Juli 2010

Sejarah Sepatu Olahraga Juli 9th, 2010

Sejak akhir 1800an busana alas kaki atletik mengalami perubahan dari modifikasi pribadi tiap orang untuk pencapaian kemajuan lomba, ke keadaan moderen yang merupakan cabang dari ilmu keolahragaan. Sepatu atletik yang bermutu tinggi adalah intisari dari suksesnya atletik, yang mana produk merupakan representasi antara penelitian dengan penerapan sesungguhnya di lapangan. Di beberapa disiplin sepatu merupakan pemindahan dari sekedar sepatu , di beberapa bagian dari dunia, ada sepatu sepak bola atau sepatu rugby, di Amerika biasa disebut sebagai “cleats”, dan di jalur dan lapangan para atlet biasa mengubahnya jadi “spikes”.

Perkembangan dari sepatu khusus atletikbisa ditelusuri dari even-even yang malah tak terkait baik di Inggeris maupun di Amerika. “Plimsoll” yang menamakan dari warnanya yang mengingatkan pada garis penanda pada badan kapal barang yang menandakan bahwa garis tersebut menunjukkan seberapa dalam dia berada di air baik di air hangat maupun air dingin, adalah produk masal pertama dari sepatu kanvas dengan sol karet. Sepatu tenis jadi lebih populer lagi kemudian pada sebagian dari abad ke 19, dan “Plimsoll” jadi yang pertama dari sepatu segala tujuan bagi olahraga.

Konsep dari Plimsoll ini yang nantinya akan jadi motivasi untuk mengembangkan sepatu olahraga Amerika atau “Sneaker”, yang merupakan nama dari busana kaki yang tidak berbunyi ini, dan dipatenkan sebagai merek Keds di tahun 1916. Sneaker ini jadi memimpin pengembangan sepatu basket pada akhir tahun 1930, yaitu Converse nya “Chuck Taylor”, yang dibikin dengan kanvas yang dibantali dengan sol karet tebal.

Ketika permainan sepak bola awalnya dikembangkan di Inggeris tahun 1880 an, para pemainnya biasanya memakai sepatu but kerja biasa, yang beratnya kira-kira terukur 1,1 lb atau 500 gram ytanpa modifikasi. Lapangan main yang basah menginspirasikan utuk mengembangkan sepatu yang lebih ringan dan diganjal supaya tidak licin dan terbikin dari kulit lemasnya kanguru. Pada tahun 1930 an di Jerman, Adi Dassler pendiri Adidass, mulai mengembangkan lebih lagi sepatu but sepak bola. Adidas kemudian menjadi pabrik sepatu sepak bola pertama yang mempekerjakan sistem sol pengganjal yang bisa dilepas. Dan sepatu sepakbola moderen yang dikonstruksikan utamanya dengan material buatan hanya berbobot kurang dari 0,5 lb atau 250 gram.

Sepatu atletik tidak menghargai disiplin yang mana mereka telah mendesain, mempunyai empat komponen dasar. yaitu atasan, dalaman, sol tengah, dan sol luar. Tiap komponen itu punya fungsi yang semuanya menghemat tenaga dan memunculkan kemampuan utama dari sepatu tersebut. Atasan melayani dan memegang keseluruhan sepatu bersamaan, sebaik mungkin sehingga aman dan melindungi kaki. Ini didesain untuk jadi seringan mungkin dan kemudian menampilkan kemampuannya dari fungsinya. Dalamannya adalah penyangga mekanisme kaki, terutama pergelangan mata kaki. Di dalam bisa juga didesain untuk menempatkan pertulangan yang khususnya struktur yang digunakan untuk membetulkan hubungan yang salah pada telapak kaki atau pun tungkai. Sol tengah adalah bagian empuk utama yang tadinya struktur karet dan sekarang biasanya karet, udara atau agar-agar cair. Bagian sol luar didesain untuk menghadapi traksi atau daya gerak dan melindungi.

Tujuan utama dari banyak sepatu atletik adalah kombinasi dari keseimbangan, kelenturan, perlindungan kaki, dan daya tenaga gerak lari di permukaan lapangan. Untuk mendapatkan tujuan-tujuan tersebut penelitian sepatu atletik dalam 50 tahun yang lampau, telah merasakan dan menggerakkan banyak bahan yang paling ringan, dan desain yang mencapai gerakan yang hemat. Karet keras yang tipis dari sepatu Plimsoll biasa diputar jadi satu bentuk karet, dan kemudian dengan bentukan suntikan plastik PVC pada tahun 1970 an. Sol sepatu atletik moderen, tidak peduli disiplin olahraga apapun, sekarang umumnya dikonstruksikan dari plastik ringan dan bahan nylon.



Sumber
Dagdigdug.com

Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html

Tidak ada komentar: