Jumat, 17 Desember 2010

"Broadband" Juga Bisa Jadi Petaka

JAKARTA — Perkembangan teknologi memang membuat dunia tercengang. Jarak ribuan kilometer kini bisa terasa dekat melalui jaringan broadband berkecepatan tinggi. Data dan komunikasi bisa dibagi secepat mungkin. Tetapi, hati-hati, teknologi broadband justru bisa jadi petaka.

"Hati-hati, perkembangan LTE (Long Term Evolution) bisa jadi petaka luar biasa di rumah tangga. Ada sekat antara anak dan keluarga di rumah. Saya khawatir bapak dan anak bisa tidak saling kenal nanti. Implikasi sosial harus diperhitungkan," ungkap pengajar Teknik Elektro Universitas Indonesia Gunawan Wibisono dalam acara peluncuran LTE 4G oleh Ericsson, Selasa (14/12/2010).

Gunawan mengatakan, dalam mengembangkan teknologi, pengembang ataupun pemakai jasa broadband nantinya harus menghitung-hitung implikasi sosial budaya yang ditimbulkan. Selain soal ikatan dalam keluarga yang makin melemah, masalah yang masih perlu diperhatikan adalah soal keterbukaan informasi.

"Sekarang ini kan seakan-akan menuju keterbukaan. Pada satu era tertentu, ada informasi yang sebenarnya tidak perlu dieksplor terlalu terbuka. Di Jepang pun ada zona di mana tidak boleh masuk teknologi sekalipun. Suku Ainu di Hokkaido dilindungi, tidak boleh masuk. Kalau kita malah ada yang bangga Suku Baduy sudah dimasukin teknologi," katanya.

Gunawan mengingatkan, bukan berarti teknologi harus dihambat untuk masuk. Namun, perlu dipikirkan konten-konten lokal yang sesuai dengan daerah yang dituju. Pemerintah, lanjutnya, harus memikirkannya. "Kunci di belakang itu adalah manusia. Regulator siapkan regulasi yang baik, operator siapkan jaringan dan user memanfaatkan teknologi tersebut untuk meningkatkan kemakmurannya. Pendidikan penting untuk membuat manusia menangkap peluang, bukan dari sisi negatif, tapi dari sisi hidupnya," tambahnya.

VP Marketing and Communications Ericsson Indonesia Hardyana Syintawati menambahkan, masyarakat memang harus didik untuk menggunakan jaringan secara bijak melalui konten-konten yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. "Kita sendiri memang harus juga bijak menggunakan broadband. Jangan lupakan juga local content," tegasnya.



Sumber
KOMPAS.com


Tidak ada komentar: