Singapura - Para ilmuwan dari Singapura dan Amerika Serikat (AS) telah merancang pendekatan otomatis untuk mengidentifikasi perubahan berbahaya dalam gen virus flu dengan tingkat keakuratan dan sensitivitas tinggi, kata Badan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Riset pada Senin.
Menurut badan tersebut, tersedia secara bebas sebagai paket perangkat lunak yang disebut "Graph-incompatibility based Reassortment Finder (GiRaF)", metode tersebut dapat menganalisa banyak data gen influenza dan kesemua delapan segmen gen virus untuk mendeteksi "reassortment".
Pendekatan ini merupakan hasil kolaborasi selama tiga tahun antara ilmuwan senior Niranjan Nagarajan dari ilmu Komputasi dan Matematika Biologi di Institut Genom Singapura (GIS) dengan profesor ilmu komputer Carl Kingsford dari Universitas Maryland, Amerika Serikat.
Virus umumnya berevolusi secara akumulasi mutasi gradual, tetapi dalam beberapa kasus strain baru influenza dapat muncul dari dua strain berbeda.
Proses itu disebut "reassortment" dan mewakili lompatan dalam evolusi virus.
Strain influenza muncul dalam dari proses itu bisa mendapat kemampuan baru seperti berkembang biak lebih cepat atau dapat menghindari sistem kekebalan manusia lebih baik, menjadikan penelitian yang penting untuk mendeteksi virus seperti itu dari sudut pandang kesehatan publik.
"Reassortment" dapat telah diimplikasikan sebagai penyebab dua dari tiga kejadian pandemi pada abad ke-20, juga pada wabah strain flu H1N1 pada 2009.
Sumber
(ANTARA/Xinhua-OANA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar